Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, Jumat (17/7), mengatakan orang-orang tidak akan lagi dianjurkan bekerja dari rumah dan menghindari sistem transportasi publik.
Johnson mengatakan hal itu meskipun, katanya, pemerintahnya sedang bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk wabah virus corona. Seperti halnya negara-negara lain, Inggris memperkirakan akan ada lonjakan jumlah kasus secara signifikan pada musim dingin mendatang.
Johnson mengungkapkan, anjuran untuk menghindari transportasi publik untuk tujuan tidak esensial telah dicabut, dan mulai 1 Agustus, para pekerja tidak akan lagi dianjurkan bekerja dari rumah, jika memungkinkan.
Ia mengatakan kini terserah pada perusahaan-perusahaan untuk memutuskan apakah akan mendatangkan kembali para pekerja ke kantor. Menurut Johnson, ada cara-cara yang memungkinkan para pekerja kembali ke kantor namun terhindar dari risiko tertular virus corona.
Jumlah korban tewas akibat Covid-19 di Inggris kini telah mencapai lebih dari 45.000 orang hingga Jumat. Jumlah itu merupakan yang tertinggi di Eropa selama berpekan-pekan atau tertinggi ketiga setelah AS dan Brazil.
Johnson berusaha menghindari melonjaknya jumlah kasus corona namun juga ingin segera memulihkan ekonomi. Pernyataan Johnson bertentangan dengan kepala penasihat sainsnya, Patrick Vallance, yang sehari sebelumnya mengatakan, “tidak ada alasan untuk mencabut anjuran kerja dari rumah.”
Johnson sendiri mengatakan, ia tidak memerintahkan orang-orang kembali ke kantor. “Jelasnya bukan pemerintah yang memutuskan bagaimana perusahaan menjalankan bisnisnya, atau apakah para pekerja mereka harus berada di kantor,” katanya.
Pengumuman Johnson ini hanya berlaku untuk negara bagian Inggris. Tiga negara bagian lainnya, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, yang memiliki sistem layanan kesehatan masing-masing melonggarkan kebijakan lockdown dengan cara yang sedikit berbeda. [ab/uh]