Pemberontak Houthi Yaman dan pemerintah Presiden Abd Rabu Mansour Hari yang diakui internasional saling menuduh yang lain melanggar gencatan senjata kemanusiaan yang disponsori PBB.
Koalisi pimpinan Arab Saudi mengatakan pihaknya tidak terikat gencatan senjata yang mulai berlaku hari Jumat (10/7). Media Houthi melaporkan serangan udara pihak koalisi menghantam sebuah rumah sakit militer di ibukota, Sana'a, sebuah pusat konferensi di dekat kota itu dan tempat tinggal para pemimpin Houthi di Saada dan Amran.
Pejabat kesehatan yang ditunjuk oleh Houthi berbicara kepada para wartawan di Sana'a bahwa situasi kemanusiaan di sana sangat menyedihkan. Ia mengatakan kelompok bantuan internasional yakin 15 juta rakyat Yaman menderita kelaparan dan jutaan anak menghadapi bahaya tertular penyakit campak dan diare.
Seorang pejabat pendukung Houthi lain mengatakan dalam konferensi pers bahwa kerusakan meluas di Saada, kubu Houthi. Ia mengatakan 30 hingga 40 orang, sebagian besar remaja, tewas di sebuah pasar di Amran. VOA belum bisa secara independen mengkonfirmasi klaim tersebut.
Stasiun TV al Arabiya milih Arab Saudi, melaporkan Houthi melakukan serangan artileri ke daerah-daerah penduduk sipil di bagian selatan kota pelabuhan Aden.
Juru bicara militer Arab Saudi Jenderal Ahmed Assiri mengatakan Houthi perlu memberitahu PBB bahwa mereka secara resmi menyetujui gencatan senjata dan persyaratannya, agar gencatan senjata menjadi efektif.
Ia mengatakan, jelas-jelas Houthi melanggar gencatan senjata dan pemerintah Yaman (di pengasingan) telah memberitahu PBB bahwa Houthi perlu menunjukkan tanda-tanda iktikad baik yang menunjukkan mereka mematuhi gencatan senjata.
Dalam perkembangan terkait, media Arab melaporkan Khaled Bahah, wakil presiden pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan berbasis di Saudi, melakukan pertemuan membahas konflik yang sedang berlangsung di negaranya dengan para pejabat tinggi Mesir hari Minggu (7/12) di Kairo. (zb/ds)