Sebuah kelompok pemberontak etnis Myanmar menyatakan telah merebut sebuah pos militer di dekat perbatasan timur dengan Thailand.
Pertempuran meletus Selasa pagi di daerah dekat sungai Salween, yang memisahkan Myanmar dan Thailand. Warga desa di sisi Thailand melaporkan mereka mendengar baku tembak hebat sebelum subuh.
Padoh Saw Taw Nee, juru bicara bagi Karen National Union, mengatakan kelompok itu merebut pos militer sekitar pukul 5 pagi. Para saksi mata di sisi Thailand menyatakan mereka melihat sedikitnya enam tentara Myanmar lari dari markas tersebut.
Pasukan pemberontak Karen telah terlibat dalam pertempuran sengit melawan militer Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil yang terpilih secara demokratis pada 1 Februari, dengan menyerang pos-pos polisi dan militer di negara bagian Karen. Militer menanggapi dengan meluncurkan serangan udara terhadap pemberontak Karen, membuat sekitar 24 ribu warga sipil mengungsi dalam beberapa pekan ini.
Karen adalah satu dari banyak pasukan pemberontak etnis Myanmar yang telah memihak para pengunjuk rasa yang melancarkan demonstrasi massal setiap hari di berbagai penjuru Myanmar untuk menuntut dipulihkannya kekuasaan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan pemerintahnya.
Militer menyebut kecurangan meluas dalam pemilu November lalu yang dimenangkan dengan suara mayoritas oleh Liga bagi Demokrasi pimpinan Suu Kyi, sebagai alasan untuk menggulingkan pemerintah. [uh/ab]