Toby Lanzer, pejabat PBB untuk urusan kemanusiaan di Sudan Selatan, mengatakan pertempuran pecah di Malakal, Selasa pagi (18/2), dan mendesak semua pihak yang terlibat agar menghormati hak-hak rakyat dan melindungi warga sipil.
Pemberontak sempat menguasai Malakal, tapi militer Sudan Selatan, yang dibantu oleh pasukan dari negara tetangga Uganda, merebut kembali kota itu.
Pemerintah Sudan Selatan menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemberontak bulan lalu, namun kedua belah pihak saling menuduh telah melanggar pakta tersebut.
Pertempuran dimulai pada pertengahan Desember, dan telah menewaskan ribuan orang dan memaksa lebih dari 800.000 orang meninggalkan rumah mereka.
Pemberontak sempat menguasai Malakal, tapi militer Sudan Selatan, yang dibantu oleh pasukan dari negara tetangga Uganda, merebut kembali kota itu.
Pemerintah Sudan Selatan menandatangani perjanjian perdamaian dengan pemberontak bulan lalu, namun kedua belah pihak saling menuduh telah melanggar pakta tersebut.
Pertempuran dimulai pada pertengahan Desember, dan telah menewaskan ribuan orang dan memaksa lebih dari 800.000 orang meninggalkan rumah mereka.