Presiden Joko Widodo hari Selasa (26/4) bahwa pemerintah akan mengadakan pembicaraan dengan Malaysia dan Filipina minggu ini untuk mendorong keamanan maritim menyusul penculikan warga Indonesia di laut oleh terduga militan Abu Sayyaf.
Presiden mengatakan pertemuan menteri-menteri luar negeri dan panglima-panglima militer akan membahas patroli-patroli gabungan untuk melindungi kapal-kapal di perairan antara tiga negara. Ia mengatakan pertemuan itu akan diadakan minggu ini, tapi ia tidak memberikan tanggal yang spesifik.
Empat belas orang Indonesia ada diantara lebih dari 20 orang yang disandera di Filipina selatan. Mereka adalah awak dua kapal tongkang Indonesia yang dibajak dalam insiden-insiden terpisah bulan Maret dan bulan ini.
Perusahaan yang memiliki kapal tongkang yang awaknya disandera bulan Maret telah menerima panggilan telepon, diduga dari Abu Sayyaf, yang menuntut tebusan.
Namun Presiden mengatakan tidak akan memenuhi tebusan untuk sandera. "Kami tidak akan berkompromi untuk hal seperti itu," ujarnya.
Militan-militan Abu Sayyaf memenggal seorang sandera Kanada hari Senin dan membuang kepalanya di pinggir jalan dalam kantung plastik di provinsi Sulu, Filipina selatan.
Para militan telah mengancam untuk memenggal salah satu dari dua warga Kanada dan seorang Norwegia yang diculik September lalu dari sebuah mrina di Pulau Samal jika tebusan yang besar tidak dibayar Senin sore.
Presiden mengatakan bahwa informasi yang didapat pemerintah mengatakan para sandera Indonesia ada dalam keadaan sehat. [hd]