Kementerian Perhubungan Indonesia hari Rabu (18/5) mengatakan berencana untuk menangguhkan operasi-operasi penanganan darat maskapai berbiaya rendah Lion Air dan Indonesia AirAsia di dua bandar udara terbesar di negara ini, sementara penyelidikan dilakukan atas kemungkinan kesalahan penanganan.
Juru bicara kementerian, Hemi Pamuraharjo, pada sebuah rapat mengatakan bahwa kedua maskapai itu memiliki waktu sampai Selasa untuk menyewa layanan penanganan dari perusahaan lain sebelum investigasi dimulai. Ia mengatakan, tanpa merinci lebih jauh, bahwa kemungkinan kesalahan dalam menangani penumpang.
Penangguhan akan berlaku untuk Lion Air di bandar udara utama di Jakarta dan untuk AirAsia di Bali, ujarnya, tanpa mengungkapkan lamanya penyelidikan.
Lion Air adalah maskapai terbesar di Indonesia untuk penerbangan berbiaya rendah. Sementara Indonesia AirAsia berafiliasi dengan AirAsia Bhd dari Malaysia, maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Asia.
Media lokal melaporkan minggu ini bahwa Lion Air dan Indonesia AirAsia mengizinkan para penumpang dua penerbangan internasional untuk turun di terminal-terminal domestik, dan para petugas keamanan bandara harus mengarahkan para penumpang kembali untuk pemeriksaan imigrasi.
Nomor-nomor penerbangan yang diidentifikasi kementerian melibatkan kemungkinan kesalahan dalam penanganan penumpang sesuai dengan yang disebutkan dalam laporan-laporan media.
Lion Air menolak berkomentar mengenai laporan-laporan tersebut ketika dikontak Reuters. Dalam pernyataan tertulis hari Rabu, Direktur Edward Sirait mengatakan maskapai itu akan terus beroperasi secara normal.
"Kami menyerukan kepada para penumpang untuk tidak khawatir dengan keputusan ini karena semua operasi kami masih berjalan normal," ujarnya.
Indonesia AirAsia belum bisa dimintai komentar. [hd/dw]