Pemerintahan Presiden Trump mengumumkan akan mengizinkan warga Amerika untuk mengajukan tuntutan hukum atas puluhan perusahaan Kuba yang terkait dengan militer dan dinas intelijen negara itu.
Tindakan Amerika itu secara simbolis meningkatkan tekanan atas Kuba, tapi membatasi tuntutan hukum itu pada perusahaan dan badan pemerintah yang selama ini telah dikenai sanksi oleh pemerintah Amerika.
Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez, seperti yang dikutip kantor berita Reuters, mengatakan bahwa ia “dengan tegas” menolak tindakan Amerika atas perusahaan-perusahaan Kuba itu.
Langkah Trump itu juga mendapat tentangan dari warga Kuba pada umumnya.
“Ini adalah tindakan yang sangat drastis, dan akan sangat berdampak pada Kuba, dalam bidang ekonomi dan turisme,” kata mahasiswa Saray Rodriguez Gonzalez.
Sejumlah perusahaan Amerika telah mulai membuka bisnis di Kuba setelah Presiden Barack Obama membuka kembali hubungan dengan Kuba beberapa tahun yang lalu. Tapi hubungan kembali mendingin dibawah pemerintahan Presiden Trump.
Kata para analis, keputusan Amerika itu kemungkinan merupakan pembalasan atas dukungan Kuba bagi pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, yang sedang diusahakan untuk diturunkan oleh Amerika.
Pemerintah Amerika mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Guaido telah kembali ke Venezuela hari Senin setelah berkunjung ke beberapa negara untuk mendapatkan dukungan.
Tadinya Guaido diperkirakan akan ditangkap oleh pemerintah pimpinan Maduro setelah tiba di bandara, tapi hal itu tidak terjadi. Guaido disambut hangat oleh para pendukungnya sebelum ia langsung menuju ke rapat umum untuk menentang Maduro.
Pemerintah Amerika dan puluhan negara lain telah mengakui Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela, karena menuduh pemilihan kembali Maduro tahun lalu tidak sah. (ii)