Tiga kota besar Amerika menuntut Departemen Pertahanan karena diduga tidak memberikan “cukup banyak” catatan kepada FBI untuk sistem pemeriksaan latar belakang pemilikan senjata.
New York, San Francisco, dan Philadelphia mengajukan tuntutan hukum setelah Angkatan Udara Amerika mengungkapkan bahwa mereka tidak melaporkan catatan kriminal seorang laki-laki yang menembak dan membunuh 26 orang di gereja di Texas pada November.
"KegagalanDepartemen Pertahanan ini telah menyebabkan orang-orang yang tidak bersalah tewas, karena orang-orang jahat bisa memperoleh senjata untuk menimbulkan bencana besar," kata Wali Kota New York Bill de Blasio dalam sebuah pernyataan. "New York bergabung dengan Philadelphia dan San Francisco untuk maju menghadapi Departemen Pertahanan dan meminta mereka mematuhi undang-undang dan memperbaiki sistem mereka yang sangat cacat."
Angkatan Udara Amerika sedang menyelidiki mengapa hukuman atas kekerasan dalam rumah tangga terhadap penembak di gereja Texas, Devin Kelley, 26 tahun, tidak dimasukkan ke dalam data FBI. Kalau itu dilakukan, kemungkinan besar Kelley tidak akan bisa membeli senapan yang digunakannya dalam serangan di First Baptist Church di Sutherland Springs, Texas.
Laporan yang dirilis oleh Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan awal bulan ini mendapati bahwa semua cabang dinas militer Amerika "secara konsisten dan terus menerus " tidak menyerahkan data sidik jari 24 persen pelaku kejahatan kepada FBI. [sp/ii]