Pemerintah negara-negara Eropa sedang mempersiapkan rencana untuk mengatasi kemungkinan pandemi virus korona, terlepas dari fakta bahwa jumlah kasus virus korona atau COVID-19 di Eropa tergolong kecil dibandingkan dengan di Asia.
Para pejabat beberapa negara Eropa mengakui, mereka memperkirakan virus baru yang telah menjangkiti setidaknya 80 ribu orang di seluruh dunia dan menewaskan 3.000 orang itu, akan menyebar dan mereka sedang menyusun rencana untuk membatalkan sejumlah ajang olahraga dan konser musik, mengurangi layanan transportasi umum, menerapkan larangan bepergian dan menutup sekolah.
Para pemimpin Uni Eropa masih berharap bahwa negara-negara anggotanya akan menahan diri dari memberlakukan kontrol perbatasan di dalam wilayah Schengen yang bebas visa masuk. Namun mereka mengatakan bahwa besarnya krisis kesehatan publik akan menentukan reaksi pemerintah dari negara yang bersangkutan.
Sejumlah pakar kesehatan mengatakan inilah waktu yang tepat untuk melakukan persiapan menghadapi pandemi, yang mereka duga jauh lebih banyak penderitanya di Eropa dibandingkan dengan yang mereka ketahui.
Badan kesehatan Inggris berencana meningkatkan jumlah tes COVID-19 dan telah memerintahkan lebih dari seratus dokter dan puluhan rumah sakit untuk mulai melakukan lebih banyak tes, bahkan terhadap orang yang tidak bepergian ke negara-negara yang berisiko tinggi dan tidak memiliki gejala penyakit itu.
Badan kesehatan Inggris mengatakan, tes itu merupakan upaya untuk menentukan apakah virus korona menyebar di Inggris terlepas dari upaya pencegahan penyebaran virus tersebut.
Sejauh ini dilaporkan ada 13 pasien COVID-19 di Inggris. [lj/uh]