Penguasa Iran menghadapi keluhan mengenai cara mereka menangani wabah virus korona yang mematikan dari para warga yang menelepon acara TV VOA berbahasa Persia.
Dalam acara "Straight Talk" hari Senin (2/3), warga Iran yang menyatakan mereka menelpon dari ibu kota, Teheran, dan berbagai tempat di negara itu, menuduh pemerintah terlalu lamban dalam memberantas virus, menyesatkan masyarakat mengenai penyebarannya, dan menggunakan isu ini untuk menghadapi mereka yang dianggap sebagai musuh. VOA sendiri tidak dapat memverifikasi secara independen identitas para penelepon.
Para pejabat Iran melaporkan bahwa korban tewas akibat virus tersebut bertambah dari 54 menjadi 66 orang pada hari Minggu, sementara jumlah kasusnya melonjak dari 978 menjadi 1.501. Para pakar kesehatan internasional telah menyatakan rasio kematian akibat virus korona yang relatif tinggi di Iran dibandingkan dengan di negara-negara lain di mana virus itu juga menyebar, menunjukkan jumlah kasus yang dilaporkan pihak berwenang lebih rendah daripada angka faktualnya.
Dalam pidato di televisi hari Senin, Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki mengumumkan pengerahan ratusan ribu personel yang didukung anggota milisi Basiji untuk menginspeksi rumah-rumah di seantero negara itu untuk mencari orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda terjangkit. Basiji dikenal membantu pihak berwenang Iran menumpas dengan keras protes-protes antipemerintah dalam beberapa tahun belakangan ini. [uh/ab]