Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan hari Jumat (22/5), Kementerian Dalam Negeri Kenya menyatakan telah menggagalkan serangan di sebuah desa kecil di daerah Garissa.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mwenda Njoka mengatakan kepada VOA bahwa kelompok al-Shababyang berbasis di Somalia berada di balik serangan itu.
"Sebagian orang menduga milisi al-Shabab berusaha menyerang sebuah desa di Ijara," katanya. "Masyarakat segera melaporkannya pada alat keamanan yang kemudian bertindak supaya tidak jatuh korban."
Laporan-laporan media Kenya mengatakan kelompok militan itu telah lima hari berada di daerah itu.
Saksi matadan warga mengatakan bahwa setelah tembak-menembak, sebagian penyerang masih berada di daerah itu dan mungkin berencana mau menyerang lagi.
Njoka mengatakan, pasukan Kenya dikerahkan untuk melindungi penduduk.
"Kami memiliki pasukan di lapangan, kami tidak memiliki rincian khusus tentang posisi mereka," kata Njoka. Dia juga mengatakan bahwa setelah pasukan keamanan bergerak masuk, militan berbaur dengan penduduk. Mereka mengatakan mengenal daerah itu, dan beberapa mungkin mencoba untuk bersembunyi di tengah masyarakat.
Serangan itu terjadi hanya dua hari setelah al-Shabab menyerbu masjid di desa yang terdekat, memberikan khotbah dan membacakan nama-nama mereka yang bekerja untuk pemerintah di berbagai departemen termasuk bidang keamanan.
Militan al-Shabab menduduki kampus Perguruan Tinggi Garissa bulan lalu dalam serangan fajar, menyandera sejumlah orang di gedung-gedung perguruan itu. Pada waktu pendudukan itu berakhir, 148 orang tewas, sebagian besar mahasiswa.
Al-Shabab bersumpah akan melanjutkan serangan semacam itu selama Kenya menempatkan tentaranya di Somalia mendukung pemerintah Somalia dalam melawan al-Shabab.
