Wali Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Mohammad Ramdan Pomanto, mengimbau warga di daerah itu untuk tetap tenang dalam menyikapi aksi ledakan bom di depan kompleks Gereja Katedral pada Minggu (28/3) pagi. Ledakan bom itu menyebabkan sedikitnya 14 orang luka-luka.
“Ingin menyampaikan kepada seluruh masyarakat Makassar untuk tenang, diharapkan semua ada di rumah. Insya Allah Kepolisian akan bekerja secara maksimal untuk menjaga kota ini, Insya Allah menjadi kota yang aman” kata Pomanto dalam sebuah pernyataan yang direkam saat berada di Gereja Katedral Makassar.
Dia berharap masyarakat bersatu dan tidak menyebarluaskan video dan gambar terkait peristiwa tersebut di platform media sosial. “Marilah dengan kejadian ini membuat kita kuat dan marilah dengan kejadian ini menjadi pelajaran untuk kita menjaga diri, menjaga lingkungan, menjaga anak-anak kita, menjaga keluarga kita,” kata wali kota yang akrab disapa Danny Pomanto itu.
Ledakan bom yang disebut polisi terjadi sekitar pukul 10.20 WITA di depan pintu gerbang Gereja Katedral Makassar, tidak lama setelah usainya pelaksanaan misa Minggu Palma.
Misa tersebut menandai awal Pekan Suci mengenang peristiwa kedatangan Yesus ke Yerusalem sebelum Ia disalibkan. Dalam liturgi gereja, pekan suci dibuka dengan Hari Raya Minggu Palma yang selalu jatuh pada hari Minggu sebelum Hari Raya Paskah.
Misa Minggu Dibatalkan
Pastor Frans Nipa dari Keuskupan Agung Makassar mengatakan setelah peristiwa ledakan itu seluruh kegiatan perayaan misa Minggu Palma di Gereja Katedral Makassar pada siang hingga malam di hari dibatalkan.
“Khusus untuk Paroki Katedral Makassar, misa Minggu Palem dari siang sampai malam hari ini dibatalkan," kata Pastor Frans Nipa dalam sebuah siaran pers melalui akun Youtube Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Makassar.
Dia mengimbau agar seluruh pastor dan umat tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus itu kepada pihak Kepolisian.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. Argo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta mengatakan korban ledakan yang mengalami luka-luka, dirawat di Rumah Sakit Plamoni, Akademis, dan Stella Maris.
“Rata-rata luka pada bagian leher, dada, muka, tangan dan kaki, juga ada yang security ini mengalami luka pada bagian perut dan kepala. Yang ketiga yang di Stella Maris tadi ada luka-luka lecet tangan dan kaki dan juga ada tujuh orang di Rumah Sakit Akademis, itu ada tujuh orang yang luka terkena serpihan-serpihan,” jelas Argo Yuwono.
Densus 88 Lakukan Penyelidikan
Detasemen Khusus 88 Antiteror, menurut Argo Yuwono, masih melakukan pengembangan penyelidikan berdasarkan kegiatan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh Tim Inafis dan Puslabfor Polri.
“Tentunya nanti setelah kita mendapatkan hasil olah TKP dan kemudian kita juga bisa mengetahui sirkuit atau rangkaian daripada sumber ledakan, apakah itu suatu bom, apakah bom itu yang dibuat high eksplosive atau low tentunya bagian dari penyelidikan daripada Densus 88, sehingga nantinya kita mengetahui jaringan mana dan jaringan apa yang melakukan ini,” papar Argo Yuwono.
Polisi menduga ledakan bom di depan kompleks Gereja Katedral, Jalan Kartini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi, dilakukan oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor jenis matic. [yl/em]