Pemerintah militer Thailand telah menegaskan kembali dukungannya pada “peta-jalan politik” menuju pemilu nasional tahun 2017 walaupun sementara negara itu sedang berduka atas wafatnya Raja Bhumipol Adulyadej, yang meninggal dunia pekan lalu pada usia 88 tahun.
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan Kabinet dan pemerintah sedang berusaha untuk memastikan pendekatan pemerintahan seperti dalam keadaan biasa untuk hari-hari mendatang pada masa transisi raja yang terjadi satu kali dalam satu generasi.
Pemerintah militer mulai berkuasa bulan Mei tahun 2014 melalui kedeta yang menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang terpilih dalam pemilu. Para analis mengatakan militer sudah biasa turun tangan pada masa transisi raja, dan peranannnya dipandang sebagai usaha menjaga kestabilan.
Dalam beberapa hari ini, puluhan ribu orang warga Thailand berbondong ke Istana Agung di tengah kota Bangkok untuk memberi penghormatan terakhir di mana jenazah raja dibaringkan dalam Balai Singg asana Dusit Maha Prasart.
Upacara Buddhis dalam Balai Singgasana diadakan, bersama keluarga kerajaan, yang dipimpin oleh calon pewaris singgasana kerajaan Putra Mahkota Pangeran Maha Vajiralongkorn, dengan mengawasi upacara sebagai bagian dari masa berkabung selama satu tahun.
Di luar istana, antrian panjang warga yang mengenakan pakaian hitam datang pagi buta dengan menempuh hujan lebat untuk memperoleh kesempatan memberi penghormatan terakhir mereka kepada raja yang menduduki takhta selama lebih 70 tahun itu. [gp]