ISLAMABAD —
Laporan Komisi HAM Pakistan tahun 2012 mengetengahkan gambaran yang suram tentang serangan teroris, meningkatnya pembunuhan, serangan berbau agama, orang hilang, penjara yang berjubel, dan buruh anak-anak di negara itu.
Ibn Abdur Rehman, sekretaris jenderal komisi itu, mengatakan, akibatnya, kepercayaan rakyat terhadap banyak lembaga pemerintahan berkurang. “Kecenderungan utama tahun 2012 adalah demokrasi mengalami tekanan; kepercayaan terhadap lembaga-lembaga demokrasi merosot,” ujarnya.
Anggota komisi Asma Jahangir mengatakan, meningkatnya ketidaktoleranan beragama adalah salah satu isu yang paling gawat dan yang paling menimbulkan korban jiwa, jauh melebihi serangan-serangan pesawat tanpa awak yang lantang dikecam.
“Karena kita melihat jumlah orang yang tewas dalam kerusuhan berbau agama, 583 orang. Bahkan jika kita lihat jumlah orang yang tewas dalam serangan teroris lainnya, jumlah itu melebihi jumlah orang yang tewas akibat serangan pesawat tanpa awak, walaupun kita mengutuk serangan pesawat tanpa awak," paparnya.
Lebih dari 6.400 orang tewas atau luka-luka tahun lalu di Pakistan dalam kekerasan berbau agama dan serangan teroris. Sebagai perbandingan, dari 48 serangan pesawat tanpa awak di wilayah-wilayah kesukuan di perbatasan dengan Afghanistan jumlah korban jatuh antara 240 sampai 400 orang.
Jahangir mengatakan Pakistan selama bertahun-tahun gagal mencegah perkembangan terorisme yang bertolak dari eksploitasi agama.
Analis Imtiaz Gul, kepala Pusat Penelitian dan Kajian Keamanan yang berkantor pusat di Islamabad, mengatakan kegagalan lembaga-lembaga pemerintahan Pakistan, khususnya polisi dan pengadilan, telah memperparah pelanggaran-pelanggaran HAM.
Ia menuturkan, “Ketika pemerintahan dan lembaga-lembaganya tidak berfungsi baik, kelompok-kelompok nasionalis dan kelompok penjahat berusaha mengambil alih, menggunakan kekuasaan mereka demi alasan apa pun yang mereka dukung. Tetapi, pada dasarnya, kondisi itu berasal dari kegagalan pemerintah menanggapi keluhan rakyat, isu-isu politik, serta masalah-masalah sosial.”
Laporan itu juga menyatakan, sekitar 10 juta anak di Pakistan terjerumus ke dalam praktik buruh anak. Di Pakistan, jumlah anak tidak bersekolah usia lima sampai sembilan tahun adalah kedua tertinggi di dunia. Anggaran pedidikan di Pakistan juga adalah yang kedua terendah di Asia Selatan.
Namun, Jahangir mengatakan, meski ada catatan buruk HAM, Pakistan terus membuat kemajuan dalam tahun-tahun belakangan.
Ibn Abdur Rehman, sekretaris jenderal komisi itu, mengatakan, akibatnya, kepercayaan rakyat terhadap banyak lembaga pemerintahan berkurang. “Kecenderungan utama tahun 2012 adalah demokrasi mengalami tekanan; kepercayaan terhadap lembaga-lembaga demokrasi merosot,” ujarnya.
Anggota komisi Asma Jahangir mengatakan, meningkatnya ketidaktoleranan beragama adalah salah satu isu yang paling gawat dan yang paling menimbulkan korban jiwa, jauh melebihi serangan-serangan pesawat tanpa awak yang lantang dikecam.
“Karena kita melihat jumlah orang yang tewas dalam kerusuhan berbau agama, 583 orang. Bahkan jika kita lihat jumlah orang yang tewas dalam serangan teroris lainnya, jumlah itu melebihi jumlah orang yang tewas akibat serangan pesawat tanpa awak, walaupun kita mengutuk serangan pesawat tanpa awak," paparnya.
Lebih dari 6.400 orang tewas atau luka-luka tahun lalu di Pakistan dalam kekerasan berbau agama dan serangan teroris. Sebagai perbandingan, dari 48 serangan pesawat tanpa awak di wilayah-wilayah kesukuan di perbatasan dengan Afghanistan jumlah korban jatuh antara 240 sampai 400 orang.
Jahangir mengatakan Pakistan selama bertahun-tahun gagal mencegah perkembangan terorisme yang bertolak dari eksploitasi agama.
Analis Imtiaz Gul, kepala Pusat Penelitian dan Kajian Keamanan yang berkantor pusat di Islamabad, mengatakan kegagalan lembaga-lembaga pemerintahan Pakistan, khususnya polisi dan pengadilan, telah memperparah pelanggaran-pelanggaran HAM.
Ia menuturkan, “Ketika pemerintahan dan lembaga-lembaganya tidak berfungsi baik, kelompok-kelompok nasionalis dan kelompok penjahat berusaha mengambil alih, menggunakan kekuasaan mereka demi alasan apa pun yang mereka dukung. Tetapi, pada dasarnya, kondisi itu berasal dari kegagalan pemerintah menanggapi keluhan rakyat, isu-isu politik, serta masalah-masalah sosial.”
Laporan itu juga menyatakan, sekitar 10 juta anak di Pakistan terjerumus ke dalam praktik buruh anak. Di Pakistan, jumlah anak tidak bersekolah usia lima sampai sembilan tahun adalah kedua tertinggi di dunia. Anggaran pedidikan di Pakistan juga adalah yang kedua terendah di Asia Selatan.
Namun, Jahangir mengatakan, meski ada catatan buruk HAM, Pakistan terus membuat kemajuan dalam tahun-tahun belakangan.