Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, menyatakan pelaksanaan Ujian Nasional tahun ini berjalan tanpa kendala yang serius, termasuk penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Meski ada beberapa hal yang menjadi perhatian, seperti perangkat komputer, pasokan listrik, hingga jaringan internet, Anies Baswedan memastikan UNBK kali ini berjalan sesuai harapan.
“Secara persiapan untuk 7,6 juta anak (peserta Ujian Nasional SMA) ini, persiapan berjalan baik, kemudian untuk yang UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) itu juga alhamdulillah berjalan baik, sekarang saya di Surabaya menyaksikan langsung, dan ini salah satu contoh persiapan penyelenggaraan yang cukup baik,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaa, Anies Baswedan.
Upaya menyukseskan jalannya UNBK juga mendapat bantuan instansi terkait seperti PLN dan Telkom, selaku penyedia layanan listrik dan jaringan internet. General Manager PT. PLN Distribusi Jawa Timur, Yugo Riyatmo memastikan, selama pelaksanaan UNBK kali ini tidak akan ada pemadaman listrik terencana yang dilakukan PLN, sehingga pelaksanaan ujian nasional tidak akan terganggu. Yugo menyiapkan langkah antisipasi, seperti menyiagakan seluruh petugas PLN di lapangan, untuk segera bertindak cepat bila ada persoalan terkait gangguan listrik.
“Apabila memang terjadi gangguan, dimana memang gangguan itu tidak bisa kita prediksikan kejadiannya, maka yang harus dilakukan petugas PLN adalah sesegera mungkin untuk melakukan percepatan penanganan, jadi kesiagaan petugas lebih kami utamakan untuk mengantisipasi bila terjadi gangguan yang sifatnya tiba-tiba. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan Ujian Nasional kita memberikan perhatian khusus, artinya kesiagaan petugas kita tingkatkan,” kata Yugo Riyatmo, GM PT. PLN Distribusi Jawa Timur.
Pelaksanaan UNBK di Kota Surabaya juga mendapat apresiasi Walikota Surabaya, yang menilai persiapan hingga pelaksanaan ujian berjalan aman dan lancar. Tri Rismaharini mengatakan, penerapan UNBK sangat membantu siswa dalam mengerjakan soal ujian, karena lebih percaya diri dan mampu mengatur waktu.
“Dengan UNBK ini dia (peserta) hanya menghabiskan waktu 50 persen, karena dulu kan pake lama, mbunderi ngitem-itemi (memberi tanda hitam di lingkaran) itu, karena itu anak-anak rata-rata hanya menghabiskan dari soal-soal selama ini yang kita berikan 50 persen, dan sisanya anak-anak bisa kontrol. Dan itu lebih memudahkan anak-anak, karena kalau ragu-ragu itu dia kasi warna kuning, nanti kalau dia tidak sempat waktunya yang kuning itu kalau misalkan benar ya dia dapat nilai, kalau kuning itu salah ya salah,” jelas Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan pelaksanaan UNBK di Jawa Timur berjalan lancar, meski ada dua daerah yang belum bisa mengikuti ujian nasional dengan model berbasis komputer. Namun Soekarwo mengaku bangga dengan pencapaian Jawa Timur yang menjadi penyumbang terbanyak peserta UNBK secara nasional.
“Dari segi manfaat ini bagus sekali, karena manfaat bagus kita kembangkan. Dari 38 Kabupaten/ Kota, itu 2 Kabupaten yang belum, Sampang dan Bangkalan (Madura), tapi dari prosentase 28 persen dari seluruh siswa, itu sudah 281.000,” kata Gubernur Soekarwo.
Pelaksanaan UNBK tahun ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan di bandingkan tahun sebelumnya, di mana jumlah siswa yang menjadi peserta meningkat 9 kali lipat, atau dari 107.000 siswa pada tahun 2015, meningkat menjadi 921.000 peserta pada ujian kali ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berharap pengadaan peralatan komputer di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan saat ujian saja, melainkan pada seluruh proses pembelajaran di sekolah.
“Mudah-mudahan kita nanti lebih banyak lagi sekolah-sekolah yang menggunakan komputer untuk proses pembelajaran, yang pada saat Ujian Nasional komputernya bisa dipakai untuk ujian, jadi adanya komputer itu bukan untuk ujian, tapi dipakai untuk proses pembelajaran,” imbuh Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. [pr/ab]