Parlemen Polandia, Senin (6/4), dijadwalkan melangsungkan voting mengenai proposal yang diajukan pemimpin partai yang berkuasa Jaroslaw Kaczynski untuk menyelenggarakan pemilihan presiden pada tanggal 10 Mei lewat pos.
Pemungutan suara itu sendiri sebelumnya dijadwalkan berlangsung Jumat (3/4) lalu, namun tertunda karena adanya ketidaksepakatan. Salah satu faksi dari koalisi yang berkuasa menentang pemilihan presiden lewat pos, dan ingin pemilihan itu ditunda hingga setelah wabah virus corona berakhir. Tidak jelas apakah pihak-pihak yang bertentangan akan dapat berkompromi pada hari Senin (6/4).
Jajak-jajak pendapat menunjukkan, Presiden konservatif Andrzej Duda memimpin dalam usahanya meraih masa jabatan lima tahun yang kedua. Partai Hukum dan Keadilan yang mendukung Duda berusaha agar pemilu dilangsungkan sesuai rencana karena Duda berpeluang besar untuk menang.
Partai itu beralasan, mereka perlu segera melangsungkan pemilihan presiden agar bisa mengonsolidasikan kekuatan pada waktu menghadapi wabah virus corona. Namun sejumlah analis berpendapat, langkah itu semata taktik untuk meraih kemenangan. Banyak pihak menilai, jika pemilu ditunda selama beberapa bulan, hingga saatnya pukulan ekonomi semakin terasa karena lockdown terkait virus corona, peluang Duda untuk menang akan menyusut.
Partai oposisi utama, Civic Platform, telah menyerukan agar pemerintah mendeklarasikan keadaan darurat karena wabah virus corona, sebuah langkah hukum yang akan secara otomatis menunda penyelengaraan pemilu.
Para legislator partai-partai oposisi mengatakan, menyelenggarakan pemilihan pada saat menghadapi wabah merupakan tindakan tidak demokratis. Menurut mereka para kandidat oposisi tidak dapat berkampanye ke berbagai penjuru negara itu karena kebijakan lockdown, sementara Duda mendapat sorotan media terus menerus setiap harinya.
Polandia sejauh ini memiliki lebih dari 4.100 kasus virus corona dengan 94 kematian. [ab/uh]