Pasukan Sudan Selatan terus memerangi pasukan pemberontak, bahkan selagi para juru runding dari pihak-pihak yang bertikai bertemu untuk melakukan perundingan yang bertujuan mengakhiri kekerasan yang telah mendorong negara terbaru di dunia itu menuju perang saudara.
Perwakilan-perwakilan dari Presiden Salva Kiir dan mantan wakil presiden Riek Machar berkumpul di ibukota Ethiopia untuk membahas langkah-langkah mengakhiri pertikaian yang meningkat.
Wartawan VOA di Addis Ababa mengatakan waktu untuk dimulainya perundingan telah tertunda beberapa kali. Ia mengatakan para juru runding telah bertatap muka hari Jumat dan bahkan pada akhir pekan ini.
Reporter VOA Marthe Van Der Wolf mengatakan tim juru runding Machar tetap bungkam tentang prioritas mereka. Ia mengatakan, “Mereka (delegasi Machar) sangat tertutup. Mereka hampir tidak berbicara sama sekali kepada media. Dan juga tampaknya kedua delegasi telah diberitahu untuk membatasi pernyataan mereka kepada media, karena bisa menghambat proses perdamaian.“
Kelompok Afrika Timur yang dikenal sebagai IGAD - Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan merupakan perantara perundingan, mereka berharap dapat mengakhiri kekerasan yang telah menewaskan seribu lebih orang.
Haru Rabu (1/1), telah terjadi bentrokan baru antara pasukan pemerintah dan pasukan yang setia kepada Machar di Bor, ibukota negara bagian Jonglei, Sudan Selatan. Dalam pesan Twitter, pemerintah mengatakan pasukannya sebagian telah ditarik dari Bor, tapi masih bertempur di pinggiran kota.
Presiden Kiir mengumumkan keadaan darurat di negara bagian Jonglei, serta di negara bagian Unity penghasil minyak, yang telah menjadi salah satu tempat utama lain pertempuran.
Perwakilan-perwakilan dari Presiden Salva Kiir dan mantan wakil presiden Riek Machar berkumpul di ibukota Ethiopia untuk membahas langkah-langkah mengakhiri pertikaian yang meningkat.
Wartawan VOA di Addis Ababa mengatakan waktu untuk dimulainya perundingan telah tertunda beberapa kali. Ia mengatakan para juru runding telah bertatap muka hari Jumat dan bahkan pada akhir pekan ini.
Reporter VOA Marthe Van Der Wolf mengatakan tim juru runding Machar tetap bungkam tentang prioritas mereka. Ia mengatakan, “Mereka (delegasi Machar) sangat tertutup. Mereka hampir tidak berbicara sama sekali kepada media. Dan juga tampaknya kedua delegasi telah diberitahu untuk membatasi pernyataan mereka kepada media, karena bisa menghambat proses perdamaian.“
Kelompok Afrika Timur yang dikenal sebagai IGAD - Otoritas Antarpemerintah untuk Pembangunan merupakan perantara perundingan, mereka berharap dapat mengakhiri kekerasan yang telah menewaskan seribu lebih orang.
Haru Rabu (1/1), telah terjadi bentrokan baru antara pasukan pemerintah dan pasukan yang setia kepada Machar di Bor, ibukota negara bagian Jonglei, Sudan Selatan. Dalam pesan Twitter, pemerintah mengatakan pasukannya sebagian telah ditarik dari Bor, tapi masih bertempur di pinggiran kota.
Presiden Kiir mengumumkan keadaan darurat di negara bagian Jonglei, serta di negara bagian Unity penghasil minyak, yang telah menjadi salah satu tempat utama lain pertempuran.