Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem mengatakan dalam lawatannya ke Moscow hari Jumat, dia telah menyerahkan proposal itu menjelang pembicaraan perdamaian dengan para pemberontak pekan depan.
Langkah itu diambil sementara koalisi oposisi utama Suriah yang didukung Barat bertemu di Istanbul untuk memutuskan apakah akan menghadiri perundingan perdamaian di Jenewa pekan depan.
Para pemimpin oposisi sejauh ini telah menolak untuk menghadiri perundingan tanpa adanya komitmen sebelumnya bahwa Presiden Assad akan mundur.
Koalisi Nasional Suriah ditekan Amerika agar menghadiri konferensi itu, yang bertujuan untuk membentuk pemerintahan transisi.
Menteri Luar Negeri John Kerry telah mengatakan pembicaraan itu adalah “kesempatan terbaik bagi oposisi untuk mewujudkan tujuan rakyat dan revolusi Suriah.”
Kerry juga memperingatkan presiden Suriah hari Jumat bahwa Amerika masih punya pilihan lain untuk menekan pemerintahannya agar mematuhi sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam konferensi Jenewa yang pertama.
Pemerintah Suriah menganggap semua pasukan pemberontak sebagai teroris, dan telah berusaha untuk menggeser fokus perundingan perdamaian yang diusulkan dari membentuk pemerintahan baru menjadi memerangi ekstremisme.
Langkah itu diambil sementara koalisi oposisi utama Suriah yang didukung Barat bertemu di Istanbul untuk memutuskan apakah akan menghadiri perundingan perdamaian di Jenewa pekan depan.
Para pemimpin oposisi sejauh ini telah menolak untuk menghadiri perundingan tanpa adanya komitmen sebelumnya bahwa Presiden Assad akan mundur.
Koalisi Nasional Suriah ditekan Amerika agar menghadiri konferensi itu, yang bertujuan untuk membentuk pemerintahan transisi.
Menteri Luar Negeri John Kerry telah mengatakan pembicaraan itu adalah “kesempatan terbaik bagi oposisi untuk mewujudkan tujuan rakyat dan revolusi Suriah.”
Kerry juga memperingatkan presiden Suriah hari Jumat bahwa Amerika masih punya pilihan lain untuk menekan pemerintahannya agar mematuhi sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam konferensi Jenewa yang pertama.
Pemerintah Suriah menganggap semua pasukan pemberontak sebagai teroris, dan telah berusaha untuk menggeser fokus perundingan perdamaian yang diusulkan dari membentuk pemerintahan baru menjadi memerangi ekstremisme.
