Pemerintah Indonesia masih mengupayakan evakuasi 13 warga negara Indonesia yang masih berada Ukraina.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha dalam jumpa pers, Kamis (10/3). mengatakan bahwa empat di antaranya telah berhasil dibawa ke Lviv, kota di wilayah barat Ukraina yang relatif aman dan akan segera diseberangkan ke Polandia. Sementara itu, katanya, sembilan lainnya yang berada di Chernihiv masih belum dapat dievakuasi karena kota tersebut masih menjadi zona pertempuran.
Judha mengatakan sembilan WNI tersebut dalam kondisi aman dan kebutuhan logistik mereka juga terpenuhi. Komunikasi dengan mereka, menurut Judha, terus dilakukan dan proses evakuasi terhadap mereka juga terus diupayakan.
Menurutnya jalur evakuasi pengungsi yang disepakati pihak-pihak terkait tidak efektif di lapangan.
“Sebagai contoh sebentulnya kemarin kita sudah mengupayakan penjemputan ke arah Chernihiv, kita sudah berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait yang ada di lapangan. Namun ternyata pertempuran masih terjadi di rute evakuasi sehingga demi keselamatan para WNI kita, kita tunda dulu proses evakuasi mereka," ujar Judha.
Data sementara Kementerian Luar Negeri Indonesia menunjukkan, 165 WNI berada di Ukraina sebelum perang meletus. Dari jumlah itu, 120 di antaranya telah kembali ke Indonesia, sementara 13 orang dalam upaya evakuasi dan 32 lainnya memilih tinggal di Ukraina. Mayoritas yang memilih tetap berada di Ukraina adalah mereka yang menikah dengan warga Ukraina.
Menurut Judha, jumlah WNI yang diketahui berada di Ukraina terus bertambah karena tidak semuanya melaporkan diri sejak awal.
Di Jakarta, baru-baru ini Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin dan Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobyova.
Dalam pertemuan tersebut, Retno Marsudi menekankan pentingnya upaya untuk menurukan ketegangan dan menghentikan perangan karena situasi kemanusiaannya sudah sangat mengkhawatirkan.
Kepada Dubes Ukraina, Menlu Retno menanyakan apa yang bisa dibantu Indonesia terkait situasi kemanusiaan di negara itu.
Sementara itu, puluhan orang dari Aliansi Masyarakat Cinta Damai melakukan aksi damai di depan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta. Mereka menuntut agar Rusia menghentikan invasi ke Ukraina.
Salah satu perwakilan aksi, Emmanuel Mikaelkota mengatakan bahwa latar belakang aksi tersebut adalah keprihatinan terhadap situasi kemanusiaan di Ukraina yang diinvasi oleh Rusia selama kurang lebih hampir 2 minggu ini.
“Pesan kami jelas, Rusia segera hentikan invasi ini. Tidak ada argumen yang masuk nalar publik sebagai alasan untuk melakukan invasi ke Ukraina” kata Emmanuel.
Aksi yang mengusung tema Stop The War, Let’s Be Peaceful tersebut dijaga oleh belasan polisi. [fw/ab]