Tim penyelamat tidak mampu menemukan puluhan penambang ilegal yang dipercaya telah terjebak selama lebih dari dua hari di bawah tanah longsor di kawasan tambang tembaga utama di Zambia, ungkap pihak berwenang pada hari Minggu (3/12)
Pemerintah menyatakan setidaknya 30 orang terjebak ketika hujan lebat telah memicu banjir lumpur yang mengubur tambang terbuka di wilayah Chingola, sekitar 400 kilometer di utara ibu kota Lusaka.
Tidak ada angka pasti yang diberikan untuk apa yang oleh Wakil Presiden Mutale Nalumango sebut sebagai bencana di tambang terbuka Sesili.
Nalumango mengatakan pada hari Minggu bahwa meskipun terdapat operasi darurat sepanjang waktu, sampai saat ini tim SAR tidak belum menemukan penambang yang terjebak dan kondisi mereka masih belum diketahui.
Dia juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para penambang terjebak di tiga lokasi tambang di Sesili, di mana ratusan penambang illegal mencari tembaga.
“Hari ini dan sesudahnya, upaya penyelamatan darurat akan fokus pada pemindahan lumpur dan air dari titik yang tergenang, dan tugas selanjutnya adalah membuat akses ke dua titik tambang yang lain,” tambah Nalumango.
Pihak kepolisian telah menyebut tujuh nama yang mereka takutkan ikut tenggelam tetapi sejumlah penambang lain yang belum diidentifikasi juga menjadi korban.
Menteri Dalam Negeri Jack Mwiimbu mengatakan kepada parlemen pada Jumat (1/12) lalu, bahwa terdapat lebih dari 30 penambang yang terjebak.
Wakil presiden mengatakan bahwa tanah longsor menerjang pada pukul 02.00 dini hari pada Jumat, tetapi hanya memberikan detil kecil lainnya.
Zambia adalah salah satu produsen tembaga terbesar di dunia dan Chingola masuk ke dalam provinsi sabuk tembaga di negara itu, dan menjadi pusat tambang terbuka illegal. Kecelakaan yang mematikan sering terjadi di sektor pertambangan di negara itu.
Kawasan tersebut memiliki salah satu tambang tembaga terbuka terbesar di dunia dan tumpukan limbahnya bisa mencapai tinggi hingga 100 meter. [ns/lt]
Forum