Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Tiongkok, Jiang Yu, mengucapkan selamat kepada pemerintah baru Burma, Rabu, dan mengingatkan negara-negara lain untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Burma.
Jiang mengatakan pemerintahnya tidak setuju akan tudingan negara-negara lain yang mengatakan pemerintah sipil baru di Burma hanyalah wujud dari pemerintahan militer lama dengan kedok baru. Ia memuji pemerintah yang baru yang akan menerapkan demokrasi di Burma.
Amerika adalah salah satu negara yang mengecam perpindahan kekuasaan di Birma dan menyebutnya “sandiwara." Pada hari Rabu, pejabat berwenang Amerika mengatakan akan terus mendorong yang dikatakannya sebagai reformasi yang seharusnya.
Presiden yang baru, Thein Sein, adalah mantan jenderal yang keluar dari militer tahun lalu untuk mencalonkan diri dalam pemilu yang menuai kritik luas.
Sementara itu, Tiongkok memiliki hubungan politik, militer dan ekonomi dengan Birma dan telah lama menjadi pembela setia sekutu dekatnya. Tiongkok adalah pendukung kuat pemerintah militer yang berkuasa di Burma sejak tahun 1988, yang disebut sebagai “demokrasi berdisiplin." Burma dikuasai berbagai bentuk pemerintahan militer sejak tahun 1962.
Juru bicara Jiang Yu mengatakan masyarakat internasional harus menghormati pemerintah Burma yang dipilih secara demokratis. Ia menambahkan masyarakat internasional harus membantu Burma dalam melanjutkan pembangunan negaranya.