Pesta diskon “Klingking Fun” melibatkan 250 merk dan jaringan ritel yang memberikan potongan harga 10 sampai 50 persen pada 17 April. Potongan harga ditawarkan untuk pakaian, makanan-minuman, bioskop, sampai perabotan rumah tangga.
Kebanyakan diskon ini berlaku di Jakarta meski ada juga jaringan ritel yang menawarkan diskon di semua gerainya secara nasional. Di ibu kota, antusiasme pemilih salah satunya terasa di pusat perbelanjaan Kota Kasablanka di Jakarta Selatan. Di mal ini, setidaknya 30 gerai memberikan potongan harga beragam.
Salah satu warga Jakarta, Sigit Wijanarko, mengatakan sengaja datang ke pusat perbelanjaan ini untuk berkumpul dengan teman-teman sembari menggunakan diskon. Dia sudah mengincar gerai es krim favoritnya jauh-jauh hari.
“Sudah mau incar terutama es krim. Cold Stone, biasanya es krim itu. Saya biasanya cari yang antriannya tidak terlalu panjang,” ujarnya kepada VOA saat ditemui di lokasi.
Warga Jakarta Selatan ini mengatakan, saat berburu diskon, harus siap bersaing dengan pemilih lain.
“Cuma draw back-nya adalah kita harus bersaing dengan para konsumen lain jadi harus rela ngantri,” ujarnya sembari mengatakan gerai makanan cepat saji seperti Hoka-Hoka Bento dan McDonald punya antrian mengular.
Sementara pemilih lain, Ali Markus, senang produk perawatan kulit langganannya ikut memberikan diskon.
“Skincare, itu terutama yang dicari. Kalau makan atau pun cemilan-cemilan lain sebenarnya nggak seberapa tertarik. Yang penting sambil nongkrong-nongkrong kumpul begitu,” ujarnya di lokasi yang sama.
Pemilih asal ini berencana menggunakan diskon 2 sampai 3 kali, untuk pakaian dan makanan.
“Kami juga mengikut sosmednya Kokas jadi tahu apa saja promo-promo yang berlaku di saat pemilu ini jadi ya sekalian membunuh waktu, sekalian jari kami juga bermanfaat,” jelasnya.
Namun demikian, Sigit dan Ali mengaku tetap akan memilih dan tidak terlalu terpengaruh dengan kehadiran diskon Klingking Fun.
Pemilih Golput Tetap Bisa Menikmati Diskon
Program yang digagas Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini berupaya mendorong partisipasi pada pilpres 2019 mencapai 80 persen, naik sedikit dari target KPU yang 77,5 persen. KPU mencatat, tingkat partisipasi pemilih Indonesia naik turun sejak Pemilu 2004 (84 persen), 2009 (71 persen), dan 2014 (74 persen).
"Dikhawatirkan, ada potensi masyarakat yang enggan menggunakan hak pilihnya dan mengambil cuti untuk melakukan perjalanan jarak jauh, untuk berlibur," ujar Sofjan Wanandi, Ketua Dewan Pertimbangan Apindo dalam konferensi pers Klingking Fun, Senin (15/4) di Jakarta.
Namun upaya mengurangi angka golput itu dianggap tidak efektif. Aktivis gender Lini Zurlia, yang viral pada Maret lalu karena menyatakan Golput di Twitter, mengatakan pemilih golput tetap bisa mendapatkan jari ungu.
“Bahwa sebenarnya golput ini bisa diekspresikan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan datang ke TPS dan tetap mencoblos semuanya,” ujarnya ketika dihubungi VOA.
Di saat yang sama, Lini mengatakan, masih banyak pihak yang salah paham dengan gerakan golput. Gerakan ini, jelasnya, adalah upaya untuk menekan pemerintah yang akan datang.
“Jadi daya tekan terhadap kerja-kerja atau perjuangan kelompok sipil di kemudian hari, siapapun pemerintah dan parlemen yang terpilih,” ujarnya seraya mengatakan semakin tinggi golput semakin berkurang dana hibah yang diterima partai politik.
Di hari pemungutan suara, Lini tetap datang ke TPS di Tangerang Selatan dan menggunakan lima surat suara yang dia terima. Di TPS, dia mendapatkan jari ungu.
“(Supaya) surat suaraku terpakai saja dan tidak disalahgunakan. Jadi ya memang saya berangkat ke TPS tadi pagi. Saya memilih untuk tidak memilih satupun di antara mereka, baik caleg maupun presiden,” ujarnya.
Dengan tinta ungu di jarinya, dia mengatakan tertarik ke pusat kota Jakarta untuk melihat diskon Klingking Fun yang tersedia. [rt/em]