Di antara tenda-tenda media dan para pedagang pernak-pernik partai di luar arena itu, ada seorang pria bernama John Schiemann, seorang pemilih independen, yang ingin sekali masuk.
"Untuk tempat yang bisa menampung 20.000 orang, mereka hanya menyediakan 4500 tiket."
Untuk salah satu malam terpenting di panggung politik, Schiemann tidak berhasil memperoleh tiket itu. Ia tidak sendiri.
Di kota itu, ribuan orang yang tidak mendapat akses ke tempat debat itu menghadiri acara nonton bersama dengan sesama pemilih konservatif yang digelar di berbagai tempat, termasuk di kawasan sekitar arena itu.
Joyce Clark, yang menempuh perjalanan dari Alabama, juga tidak mendapatkan tiket. Ia menonton bakal calon yang didukungnya, Doktor Ben Carson, dari kejauhan.
"Saya kira ia diabaikan karena kurang diberi pertanyaan," ujarnya.
Reaksi pengunjung yang paling ramai malam itu muncul dari komentar-komentar yang dilontarkan oleh pengusaha Donald Trump, sesuatu yang membebani perasaan Clark.
"Saya kira ini pertunjukan Trump dan Bush, dan bukan debat yang adil," katanya.
Ian Walter adalah penyelenggara salah satu acara nonton bersama terbesar di House of Blues di pusat kota Cleveland. Di sana tidak hanya menyediakan banyak TV dan sebuah layar lebar yang menayangkan acara debat itu, tapi juga menghadirkan beberapa bakal calon yang tidak tampil dalam debat utama untuk bersosialisasi dengan para pemilih. Walter mengatakan, "Ini tontonan televisi yang menarik dan juga diskusi mengenai kebijakan yang bagus."
Joyce Clark sulit menerima kenyataan bahwa beberapa bakal calon presiden dari Partai Republik tidak mendapat kesempatan berpartisipasi dalam debat tersebut, tapi Donald Trump malah mendapat kesempatan itu.
"Saya sulit percaya bahwa banyak orang mempertimbangkan Donald Trump untuk menjadi pemimpin dunia."
John Schiemann mengatakan, "Saya kira Trump adalah orang yang suka memancing keributan. Tapi bukan dalam pengertian yang buruk."
Dengan begitu banyak bakal calon, Schiemann meragukan motif banyak di antara mereka yang berpartisipasi dalam debat itu.
"Saya kira sebagian di antara mereka melakukannya untuk bisa lebih dikenal, atau mungkin agar mereka dalam empat atau delapan tahun bisa dipilih menjadi calon wakil presiden atau anggota kabinet atau posisi penting lainnya," ujarnya.
Sebuah debat tidak akan membantu Schiemann mengambil keputusan. Ia ingin tahu siapa yang bertahan dalam persaingan pada beberapa debat mendatang sebelum ia memberikan suaranya kepada salah seorang bakal calon presiden.