Sebuah komite pemilihan terdiri dari 1.200 orang dan diisi dengan pendukung Beijing, akan memilih CEO Hong Kong untuk lima tahun kedepan pada hari Minggu (26/3).
Pemilihan ini diwarnai oleh persaingan antara kandidat yang disukai oleh pemerintah China, Carrie Lam melawan John Tsang yang lebih populer.
Sementara kebanyakan orang berpendapat Carrie Lam sudah terjamin akan menang karena dukungan Beijing, pertanyaan masih ada tentang seberapa terpecahnya suara komite ini, dan apa dampaknya pada seruan bagi reformasi politik dari generasi muda dan kalangan pro-demokrasi.
Tadinya 2017 direncanakan sebagai tahun di mana Hong Kong boleh memilih langsung pemimpinnya. Tetapi China semakin mengetatkan kendali politiknya dan kini, kesenjangan antara penduduk Hongkong dan pemimpin komunis di Beijing semakin besar.
Generasi muda khususnya marah dengan reformasi politik yang mandeg di sana.
“Pemerintah China berusaha keras untuk mencegah setiap gerakan pro-demokrasi,” kata Yvonne Leung, mantan ketua dari Serikat Mahasiswa Hong Kong University.
Namun untuk sementara ini, China rupanya masih berkuasa di Hong Kong. Tetapi menurut analis, pemilihan ini tidak akan mengakhiri keresahan politik di Hongkong. [jm]