Rakyat Inggris pergi ke TPS hari Kamis (7/5) untuk memilih anggota parlemen yang menurut jajak pendapat terlalu berimbang untuk mengetahui pemenangnya.
Hasil survei nasional hari Rabu menunjukkan Partai Konservatif Perdana Menteri Cameron memperoleh dukungan 33 persen pemilih Inggris. Oposisi utama, Partai Buruh yang dipimpin Ed Milliband, hanya satu poin di belakang.
Hasil jajak pendapat itu memberi indikasi bahwa hasil pemilu akan memaksa salah satu dari kedua partai politik utama Inggris membentuk pemerintahan koalisi baru dengan beberapa partai yang memperoleh bagian yang lebih kecil kursi dalam parlemen yang beranggotakan 650 orang itu.
Para analis menyebut pemilu itu yang paling tidak bisa diperkirakan dan paling penting dalam satu generasi.
Cameron telah berjanji, kalau terpilih kembali, akan mengadakan referendum mengenai apakah Inggris akan tetap dalam Uni Eropa yang beranggotakan 28 negara itu. Masalah kemerdekaan Skotlandia dari Inggris tetap sebagai masalah penting. Kaum nasionalis Skotlandia kalah dalam referendum tahun lalu, tetapi dapat muncul dengan blok kursi ketiga terbesar dalam pemilu hari Kamis dan membentuk koalisi dengan Partai Buruh.
Cameron, pemimpin Inggris sejak tahun 2010, dan Miliband keduanya telah menyebut pemilu itu sebagai referendum mengenai ekonomi negara, yang ke-5 terbesar di dunia.