Pemimpin kelompok militan Lebanon, Hizbullah, hari Minggu (12/1) mengatakan, serangan rudal Iran terhadap dua pangkalan di Irak yang menampung pasukan Amerika hanyalah awal dari pembalasan atas pembunuhan seorang jenderal tinggi Iran dalam serangan drone Amerika.
Hassan Nasrallah menggambarkan respon rudal balistik Iran sebagai "tamparan" bagi Amerika. Serangan terbatas itu tidak menimbulkan korban dan tampaknya hanya pamer kekuatan.
Pemimpin Hizbullah, yang sangat dekat dengan Iran, mengatakan serangan itu adalah “langkah pertama dalam melewati jalan panjang” yang akan memastikan pasukan Amerika mundur dari wilayah itu. Pidatonya selama 90 menit yang disiarkan di televisi tepat satu minggu sejak pembunuhan Jenderal Iran Qassim Soleimani.
Iran selama berhari-hari bertekad menanggapi dengan kekuatan penuh. Tetapi setelah serangan rudal balistik itu, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mencuit bahwa negara itu telah “melakukan langkah-langkah proporsional dalam membela diri.''
Nasrallah juga memuji kepemimpinan Iran karena mengakui secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat penumpang Ukrania pada malam negara itu meluncurkan serangan rudal. Ia menyebut pengakuan itu "transparansi yang tak tertandingi di dunia."
Kecelakaan pesawat Rabu pagi menewaskan 176 orang di dalamnya, sebagian besar warga Iran dan Iran-Kanada. Iran semula menunjuk kesalahan teknis dan bersikeras, angkatan bersenjata tidak bisa disalahkan.
Hizbullah adalah salah satu sekutu utama Iran di wilayah itu dan merupakan musuh bebuyutan Israel. Keduanya telah melakukan serangkaian konfrontasi, terakhir pada tahun 2006.(ka/jm)