Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah di Lebanon, memperingatkan pada Rabu (19/6), bahwa tidak akan ada tempat yang aman di Israel jika perang meletus antara Israel dan kelompok militan Lebanon itu.
Nasrallah dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi mengatakan bahwa Hizbullah yang didukung Iran memiliki "kumpulan target" yang akan menjadi sasaran serangan presisi jika pertempuran sporadis antara kedua musuh berubah menjadi konflik yang lebih luas.
"Tidak akan ada tempat yang aman dari rudal dan pesawat tak berawak kami" di Israel, kata Nasrallah.
Pada hari Selasa (18/6), Hizbullah merilis apa yang dikatakannya sebagai rekaman pesawat tak berawak dari tempat-tempat sensitif di dalam wilayah Israel.
"Kami sekarang memiliki senjata baru," kata Nasrallah pada Rabu. "Tapi saya tidak akan mengatakan apa itu. ... Musuh tahu betul bahwa kami telah mempersiapkan diri untuk yang terburuk... dan tidak ada tempat... yang akan luput dari roket-roket kami."
Israel mengetahui dengan baik senjata-senjata yang dimiliki Hizbullah, kata Letnan Jenderal Herzi Halevi, kepala staf Pasukan Pertahanan Israel, Rabu dalam sebuah perjalanan di dekat perbatasan Israel dengan Lebanon.
"Musuh hanya mengetahui sebagian kecil dari kemampuan kami dan akan menghadapinya pada saat yang dibutuhkan," kata Halevi.
Israel dan Hizbullah, sekutu Hamas, saling serang sejak Oktober, ketika perang di Gaza meletus. Dalam delapan bulan, lebih dari 400 orang telah terbunuh di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang Hizbullah, dan juga setidaknya 80 warga sipil. Di Israel, 16 tentara dan 11 warga sipil telah terbunuh dalam pertempuran itu.
Dalam siarannya, Nasrallah mengancam Siprus, menuduhnya membuka "bandara dan pangkalan Siprus bagi musuh Israel untuk menyerang Lebanon." Langkah itu, katanya, "berarti pemerintah Siprus telah menjadi bagian dari perang, dan perlawanan akan menganggap Siprus sebagai bagian dari perang itu."
Presiden Siprus Nikos Christodoulides menanggapi dengan mengatakan bahwa negaranya "sama sekali tidak terlibat" dalam operasi militer apa pun.
Siprus merupakan anggota Uni Eropa, yang juga adalah bekas jajahan Inggris. Inggris mempertahankan kontrol kedaulatan atas dua pangkalan di pulau itu.
Para pejabat Lebanon dan Israel baru-baru ini bertemu dengan utusan AS Amos Hochstein, yang berusaha meredakan kekerasan di antara kedua belah pihak.
Hochstein pada hari Selasa di Berlin mengatakan bahwa apa yang terjadi antara Israel dan Lebanon merupakan "situasi yang sangat serius," dan terdapat kebutuhan "mendesak" untuk sebuah penyelesaian diplomatik. [my/rs]
Forum