Pejabat yang berbicara dengan syarat namanya dirahasiakan itu mengatakan, meskipun berlangsung penyingkiran sejumlah pejabat tinggi, termasuk eksekusi terhadap paman dan mentor Kim, Jang Song-thaek pada 2013, dan pemberhentian menteri pertahanan Hyon Yong-chol tahun lalu, tidak ada indikasi ketidakstabilan yang berkembang dalam kepemimpinan Korea Utara.
Pejabat itu juga mengatakan, sanksi-sanksi internasional yang lebih keras yang baru-baru ini diberlakukan tampaknya malah memperkokoh wewenang dan kekuasaan pemimpin Korea Utara itu. Padahal sanksi-sanksi baru PBB yang diadopsi bulan lalu itu ditujukan untuk memutus sumber-sumber pendanaan dan suplai bagi program-program nuklir dam misil balistik Korea Utara.
China, Selasa, mulai memberlakukan sanksi-sanksi itu dengan melarang impor emas dan mineral langka dari Korea Utara dan ekspor bahan bakar pesawat dan produk-produk minyak lain untuk membuat bahan bakar roket ke Korea Utara.
Pejabat Korea Selatan itu juga mengatakan, Kim Jong-un kini tampaknya juga tergesa memajukan kemampuan nuklir negaranya sebelum sanksi-sanksi itu berlaku sepenuhnya.
Menurutnya, Seoul yakin Korea Utara telah mengembangkan hulu ledak seberat 907 kilogram yang bisa dipasangkan ke misil Rodong yang bisa menjangkau jarak hingga sejauh 2000 km dan mampu mencapai pangkalan-pangkalan militer AS di Okinawa dan Guam. Namun ia mengatakan, Pyongyang masih perlu waktu beberapa tahun untukmemiliki kemampuan menyerang daratan Amerika. [ab/as]