Ujian yang dapat menentukan apakah Presiden Venezuela Nicolas Maduro akan mengukuhkan cengkeramannya terhadap kekuasaan telah ditetapkan berlangsung pada awal Desember. Oposisi telah menolak pemilu 6 Desember itu sebagai sandiwara yang mendukung Partai Sosialis yang berkuasa pimpinan Maduro.
Para tokoh oposisi menyatakan Maduro bermanuver untuk mengakhiri kepemimpinan lawannya, politisi oposisi Juan Guaido di badan legislatif negara itu. Guaido dianggap sebagai pemimpin Venezuela oleh beberapa negara, termasuk AS, setelah Maduro terpilih kembali dalam pemilu 2018 yang disengketakan.
Guaido juga memimpin upaya-upaya yang gagal, yang didukung oleh AS, untuk menyingkirkan Maduro dari jabatannya. Dalam suatu pidato yang ditayangkan televisi hari Rabu, Maduro tampaknya merujuk pada Guaido, tanpa menyebut namanya. Ia mengatakan, “Venezuela memerlukan Majelis Nasional baru, yang sah dan konstitusional.”
Maduro kemudian menyatakan keyakinannya mengenai hasil pemilu mendatang, dengan mengatakan ia telah membayangkan 5 Januari 2021, Istana Legislatif Federal, para legislator yang dipilih rakyat tiba dan Majelis Nasional baru lahir.
Maduro juga mendesak para pemilih untuk berbondong-bondong berpartisipasi dalam pemilu, dan mengatakan para pejabat pemilu telah meyakinkannya bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah untuk memastikan proses pemilu yang aman di tengah-tengah pandemi virus corona yang sedang terjadi. [uh/ab]