Presiden Sri Lanka tiba di Singapura hari Kamis (14/7), sementara para pengunjuk rasa yang mengejarnya dari kediamannya menuntut agar ia memenuhi janji untuk mundur terkait krisis ekonomi terburuk di negara itu.
Presiden Gotabaya Rajapaksa mendarat di Singapura dengan menumpangi pesawat Saudia dari Maladewa, di mana ia melarikan diri pada Rabu pagi.
Sebagai presiden, Rajapaksa menikmati kekebalan dari penangkapan, dan ia diyakini ingin ke luar negeri sebelum mundur untuk menghindari kemungkinan ditahan. Tetapi masih belum ada pengumuman mengenai pengunduran dirinya, lebih dari 36 jam setelah ia meninggalkan negaranya.
Di Kolombo, para demonstran meninggalkan beberapa gedung pemerintah yang mereka serbu dalam beberapa hari terakhir, setelah PM Ranil Wickremesinghe menginstruksikan pasukan keamanan untuk memulihkan ketertiban dan menetapkan keadaan darurat.
“Kami secara damai mundur dari Istana Presiden, Sekretariat Presiden dan Kantor PM dengan segera, tetapi akan melanjutkan perjuangan kami,” kata seorang juru bicara demonstran.
Para saksi mata mengatakan puluhan aktifis meninggalkan kantor Wickremesinghe ketika polisi bersenjata dan pasukan keamanan bergerak memasukinya. Kendaraan personel lapis baja berpatroli di beberapa bagian ibu kota yang dikenai jam malam.
Rajapaksa, istrinya Ioma dan dua pengawal berada dalam daftar penumpang pesawat Saudia SV788 dari Male ke Singapura, yang dilihat oleh AFP. Ia diperkirakan akan berusaha tinggal di Singapura untuk beberapa waktu, menurut sumber-sumber keamanan Sri Lanka, sebelum kemungkinan pindah ke Uni Emirat Arab.
Namun, Singapura mengatakan Rajapaksa sedang dalam kunjungan pribadi dan tidak akan diberi suaka.
Ratusan ribu orang telah mendatang kompleks kediamannya sejak tempat itu dibuka bagi umum setelah ia melarikan diri dan pengawal keamanannya mundur.
Hingga Kamis sore, gerbang-gerbang ditutup dengan para pengawal bersenjata ditempatkan di dalam dan di luar kompleks tersebut.
Sebelumnya, pemilik bisnis Gihan Martyn, 49, menuduh presiden “mengulur-ulur waktu.” “Ia pengecut,” katanya di luar istana presiden. “Ia menghancurkan negara kami bersama dengan keluarga Rajapaksa. Jadi kami tidak mempercayainya sama sekali. Kami memerlukan pemerintah baru.”
Polisi mengatakan seorang tentara dan polisi cedera dalam bentrokan semalam dengan demonstran di luar gedung parlemen nasional, sewaktu aparat keamanan memikul mundur upaya menerobos tempat itu.
Para demonstran juga meninggalkan studio-studio di stasiun TV utama pemerintah setelah menerobos masuk pada hari Rabu.
Rumah sakit utama di Kolombo mengatakan sekitar 85 orang dirawat karena cedera pada hari Rabu. Seorang lelaki mati lemas setelah terkena gas air mata di kantor PM.
Militer dan polisi hari Kamis (14/7) mengeluarkan perintah baru untuk dengan tegas menumpas setiap kekerasan, dan memperingatkan perusuh bahwa mereka “secara sah diberi kewenangan untuk menggunakan kekuatan mereka.”
Tetapi mahasiswa Chirath Chathuranga Jayalath, 26, mengatakan, “Kalian tidak dapat menghentikan protes ini dengan membunuh orang-orang. Mereka akan menembak kepala kami tetapi kami melakukan ini dengan hati kami.”
Lampu hijau
Rajapaksa dituduh salah mengelola ekonomi sampai-sampai negara itu kehabisan cadangan devisa untuk membiayai barang-barang impor yang paling penting, menyebabkan kesulitan yang parah bagi 22 juta rakyatnya.
Sumber-sumber keamanan di Kolombo mengatakan surat pengunduran diri Rajapaksa telah disiapkan. “Begitu ia memberi lampu hijau, ketua parlemen akan mengeluarkannya,” kata seorang sumber kepada AFP.
Media Maladewa melaporkan bahwa ia menghabiskan satu malam di resor supermewah Waldorf Astoria Ithaafushi, membandingkan akomodasi mewah itu dengan penderitaan rakyatnya, 80 persen warga Sri Lanka harus melewatkan makan karena krisis ekonomi yang sangat parah di negara itu.
Sri Lanka gagal membayar utang asing $51 miliar pada April dan sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) mengenai kemungkinan dana talangan.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan upaya Rajapaksa untuk mendapatkan visa dari AS telah ditolak karena ia telah menanggalkan kewarganegaraan Amerikanya pada tahun 2019 sebelum mencalonkan diri sebagai presiden. [uh/ab]
Forum