Pemimpin tertinggi Iran, Rabu (27/11) mengklaim tanpa bukti bahwa demonstrasi baru-baru ini di seluruh Iran atas kenaikan harga bensin yang ditetapkan pemerintah, merupakan bagian dari "konspirasi" yang melibatkan AS, sementara pihak berwenang mulai mengakui skala demonstrasi.
Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei berkomentar demikian ketika berbicara dengan para anggota pasukan relawan Basij, Garda Revolusi, yang membantu menghentikan demonstrasi-demonstrasi itu.
Sementara itu, anggota parlemen dikutip mengatakan, pihak berwenang menangkap lebih dari 7.000 orang terkait demonstrasi, sementara seorang pejabat keamanan mengklaim demonstran berusaha mengambil alih televisi pemerintah Iran.
Pemerintah Iran masih belum mengumumkan jumlah mereka yang cedera, ditangkap atau tewas dalam demonstrasi dan penindakan keras keamanan setelah kenaikan harga bensin yang ditetapkan pemerintah 15 November. Amnesty International mengatakan pihaknya yakin kekerasan itumenewaskan sekurangnya 143 orang, jumlah yang dibantah Iran tanpa menawarkan bukti untuk mendukung klaimnya.
Dalam komentarnya yang dilaporkan media pemerintah, Khamenei mengatakan rakyat Iran memadamkan "konspirasi sangat berbahaya yang menelan begitu banyak danadan upaya." Ia memuji polisi, Garda dan relawan Basij karena turun tangan ke lapangan melaksanakan tugas mereka dalam konfrontasi yang sangat sulit. ''
Khamenei, yang keputusannya menentukan semua masalah negara, menggambarkan demonstrasi itu didalangi oleh "kesombongan global," ungkapan yang biasanya ia gunakan untuk merujuk pada AS. Ia mengatakan, Amerika melihat kenaikan harga itu sebagai "peluang" untuk membawa “pasukan” mereka ke lapangan tetapi "gerakan itu dihancurkan oleh rakyat.”
Hari Rabu (27/11) merupakan peringatan hari jadi ke 40 pasukan Basij. Video-video dari demonstrasi menunjukkan para pejabat Basij berpakaian sipil dan yang lainnya mengendarai sepeda motor, memukuli serta menahan para pengunjuk rasa.
Sementara itu, situs berita moderat Entekhab mengutip Hossein Naghavi Hosseini, anggota komite keamanan nasional dan kebijakan luar negeri parlemen mengatakan, lebih dari 7.000 orang telah ditangkap dalam demonstrasi itu. Ia tidak merincinya.
Menteri Dalam Negeri Abdolreza Rahmani Fazli dalam sebuah wawancara Selasa malam di televisi juga mengklaim "sekitar 500 orang" berusaha menyerbu kantor-kantor televisi pemerintah Iran. Ia tidak merincinya dan tidak ada demonstrasi yang dilaporkan sebelumnya di kawasan Teheran utara dimana kantor penyiaran pemerintah berada.
Sejak 16 November, Iran mematikan internet di seluruh negeri, membatasi komunikasi dengan dunia luar. Itu membuat menentukan skala dan lamanya demonstrasi itu sangat sulit. Meskipun internet di rumah-rumah dan kantor telah dipulihkan, akses pada ponsel masih langka. [my/psw]