Para pemimpin Uni Eropa pada Kamis (2/2) tiba di Kyiv dengan pesan dukungan bagi rakyat Ukraina. Sementara itu presiden Ukraina memperingatkan tentang gerakan mendesak pasukan Rusia menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia di negara itu.
“Kami di sini bersama-sama untuk menunjukkan bahwa Uni Eropa mendukung Ukraina dengan tegas seperti sebelumnya, dan untuk memperdalam lebih lanjut dukungan dan kerja sama kita,” cuit Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Joseph Borrell mengatakan delegasi mereka berada di Kyiv untuk mengirimkan “pesan dukungan terkuat Uni Eropa bagi seluruh orang Ukraina yang membela negara mereka.” Ia menambahkan bahwa Uni Eropa telah mendukung Ukraina sejak awal invasi Rusia dan “akan mendukung kalian untuk menang dan membangun kembali.”
Para pemimpin Uni Eropa dan Ukraina dijadwalkan bertemu pada Jumat (3/2) untuk membahas tanggapan Uni Eropa terhadap konflik, rekonstruksi dan upaya-upaya kemanusiaan, ketahanan pangan global, serta permohonan Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato hariannya, Rabu (1/2) malam, bahwa Rusia sedang berusaha mencapai sejumlah kemenangan di medan tempur untuk dipamerkan pada peringatan pertama perang pada 24 Februari.
“Dalam situasi seperti itu, kita semua perlu bersatu, lebih berfokus pada kepentingan nasional, dan hasilnya, ketangguhan,” kata Zelenskyy. “Saya yakin kita akan tetap seperti itu.”
Ia mencatat apa yang ia sebut peningkatan tindakan ofensif Rusia di Ukraina Timur, dengan mengatakan situasi di sana “semakin parah.”
Pasukan Rusia telah berusaha menguasai Bakhmut di Provinsi Donetsk selama berbulan-bulan.
Di Kramatorsk di dekatnya, para petugas penyelamat mencari para penyintas setelah rudal Rusia menghancurkan sebuah gedung apartemen. Serangan itu menewaskan sedikitnya tiga orang dan mencederai 20 lainnya.
Sanksi AS
Sementara itu AS pada Rabu (1/2) memasukkan ke daftar hitam lebih banyak lagi pejabat bisnis yang terkait dengan perang Rusia di Ukraina, menarget seorang pedagang senjata, putranya dan sekelompok perusahaan proksi di berbagai penjuru Asia, Eropa dan Timur Tengah karena berusaha membantu Moskow memperoleh lebih banyak senjata bagi perangnya yang telah berlangsung hampir satu tahun.
Departemen Keuangan AS mengungkapkan sanksi-sanksi terhadap pedagang senjata Rusia Igor Zimenkov, putranya Jonatan, dan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan “jaringan Zimenkov” antara lain di Singapura, Siprus, Bulgaria dan Israel.
“Upaya nekad Rusia untuk menggunakan proksi guna menghindari sanksi-sanksi AS menunjukkan bahwa sanksi telah membuat semakin sulit dan mahal bagi kompleks industri militer Rusia untuk memasok kembali mesin perang bagi Putin,” kata Deputi Menteri Keuangan Wally Adeyemo, mengacu pada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Departemen Keuangan menyebut 22 orang dan organisasi yang katanya terkait dengan jaringan penghindar sanksi yang mendukung kompleks industri militer Rusia. Sepanjang setahun belakangan, Departemen Keuangan mengatakan telah menjatuhkan sanksi terhadap lebih dari 100 orang dan entitas yang terlibat dalam berbagai aktivitas untuk menghindari sanksi-sanksi internasional dan kontrol ekspor yang diberlakukan terhadap Rusia.
Dengan dimasukkan ke daftar hitam, mereka tidak dapat mengakses akun yang mungkin mereka miliki di AS dan mereka tidak dapat berbisnis di AS maupun dengan warga Amerika.
“Menarget proksi merupakan satu dari banyak langkah yang telah diambil Departemen Keuangan dan koalisi mitra kami, dan terus akan diambil, untuk memperketat penegakan sanksi-sanksi terhadap sektor pertahanan Rusia, donaturnya, dan para pendukungnya,” kata Adeyemo. [uh/ab]
Forum