Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Selasa (11/4) berbicara melalui telepon dengan putra mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman di tengah tanda-tanda bahwa Saudi dan kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran mencapai “kemajuan signifikan” dalam upaya mengakhiri untuk selamanya konflik sembilan tahun mereka, lapor kantor berita Associated Press.
Percakapan telepon ini berlangsung setelah seorang diplomat Saudi bertemu para petinggi Houthi di Sanaa pada hari Minggu untuk pembicaraan yang bertujuan mempercepat perundingan untuk mengakhiri perang.
Hani Al-Mane, seorang warga Saudi, mengatakan, “Untuk mencapai kesepakatan, sejujurnya negara-negara dan semua yang terlibat seperti tentara, perlu untuk menghentikan rudal, menstabilkan situasi keamanan, dan membangun kembali komunikasi antara rakyat Saudi dan Yaman, selain memungkinkan warga Yaman di Saudi untuk dapat kembali ke keluarga mereka setelah kesepakatan ini. Ini adalah hal-hal fundamental yang membuat kami senang sebagai warga Saudi dan Muslim.”
Sementara itu Yahya Al-Madhbehi, warga Sanaa di Yaman mengatakan, “Dialog merupakan suatu langkah yang baik. Kami optimistis bandara-bandara dan pelabuhan laut Yaman akan dibuka kembali. Kami memohon kepada Tuhan agar dialog antara Arab Saudi dan Yaman sukses. Harus ada iktikad baik dari semua pihak.”
Prakarsa perdamaian ini mendapatkan momentum setelah Arab Saudi dan Iran yang saling bermusuhan akhirnya setuju untuk membangun kembali hubungan dalam kesepakatan yang diperantarai China.
Presiden AS Joe Biden telah menjadikan upaya mewujudkan perdamaian yang langgeng sebagai salah satu prioritas utamanya di Timur Tengah.
Perang di Yaman dianggap sebagai salah satu dari beberapa perang proksi antara Iran dan Arab Saudi. Kelompok Houthi, yang bersekutu dengan Iran, menggulingkan pemerintah dukungan Saudi di Sanaa pada akhir 2014, dan secara defacto menguasai bagian utara Yaman. Houthi mengatakan mereka berjuang untuk melawan sistem yang korup dan agresi asing. [uh/ab]
Forum