Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Senin (25/10) bertemu dengan perwakilan Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG) yang dibentuk oleh para penentang pemerintahan militer, kata Gedung Putih, Senin (25/10) malam.
Dalam pertemuan virtual, Sullivan menegaskan kembali dukungan berkelanjutan AS bagi gerakan prodemokrasi di Myanmar dan membahas upaya-upaya yang masih berlangsung untuk memulihkan jalan negara itu ke demokrasi dengan perwakilan NUG, Duwa Lashi dan Zin Mar Aung, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Menurut Gedung Putih, Sullivan menyatakan keprihatinan atas kekerasan oleh militer dan mengatakan, “AS akan terus mendorong akuntabilitas bagi kudeta.”
Protes dan kerusuhan telah melumpuhkan Myanmar sejak kudeta 1 Februari, dengan militer dituduh melakukan kekerasan dan kekuatan berlebihan terhadap warga sipil. Junta menyalahkan kerusuhan itu dilakukan oleh “teroris” yang bersekutu dengan pemerintah bayangan.
Mengakui junta Myanmar sebagai pemerintah negara itu tidak akan menghentikan kekerasan yang kian besar, kata utusan khusus PBB untuk Myanmar yang akan segera mengakhiri jabatannya sebelumnya pada hari Senin.
Sullivan menyatakan keprihatinan khusus terkait penangkapan aktivis prodemokrasi baru-baru ini, Ko Jimmy, dan menyatakan AS akan terus mendorong pembebasannya, menurut pernyataan itu.
Ditambahkan pula bahwa Sullivan dan para pejabat NUG itu juga membahas pandemi COVID-19 di Myanmar dan upaya-upaya AS yang masih berlanjut untuk memberikan bantuan kemanusiaan langsung kepada rakyat Myanmar. [uh/ab]