Penasihat Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Rabu (2/2) mengecam peluncuran misil balistik Iran dan mengatakan Teheran membahayakan perjanjian nuklir yang dicapai pada 2015 dengan Amerika Serikat dan negara-negara berpengaruh lainnya.
Jenderal Purnawirawan Michael Flynn mengecam peluncuran misil itu, menyatakannya "yang terbaru dalam serangkaian insiden" di mana Iran telah mengancam AS dan sekutunya selama enam bulan terakhir. Dia mengatakan para pemimpin di Teheran sekarang berani mengambil tindakan itu karena perjanjian nuklir tersebut "lemah dan tidak efektif," dan karena negara-negara lain yang terlibat dalam perjanjian tersebut gagal mengambil tindakan untuk mengendalikan ambisi militer Iran.
Saat memberi penjelasan di Gedung Putih, Flynn menuduh mantan Presiden Barack Obama dan anggota pemerintahannya kurang keras terhadap Teheran.
"Pemerintahan Obama gagal menanggapi tindakan jahat Teheran, termasuk transfer senjata, dukungan bagi terorisme dan pelanggaran norma-norma internasional lainnya," kata Flynn.
"Pemerintahan Trump mengutuk tindakan Iran yang merusak keamanan, kemakmuran dan stabilitas di seluruh dan di luar Timur Tengah dan menimbulkan risiko bagi kehidupan orang Amerika."
Flynn menambahkan, "Pada hari ini, kami secara resmi memberi peringatan kepada Iran." Dia tidak menjelaskan komentarnya lebih lanjut, dan mengancam tindakan spesifik terhadap Teheran.
Rabu malam (1/2), pejabat senior Gedung Putih mengatakan peluncuran misil balistik Iran dan dukungan bagi pemberontak Houthi di Yaman adalah tindakan provokatif, yang merongrong kestabilan wilayah dan mengancam beberapa negara, termasuk sekutu AS. Para pejabat mengatakan Amerika Serikat akan menanggapi dengan sepantasnya.
Para pejabat senior Gedung Putih mengatakan peluncuran misil Iran itu dan kemungkinan tanggapan dari Amerika adalah terpisah dari perjanjian nuklir, dan Gedung Putih tidak menuduh Iran melanggar perjanjian nuklir tersebut [as/ab]