Para pejabat Inggris telah memberitahu pihak Arab Saudi bahwa rencana penawaran saham perdana perusahaan minyak raksasa, Saudi Aramco, kemungkinan besar akan tertunda hingga 2019, Reuters melaporkan, Senin (12/3), mengutip pemberitaan Financial Times.
Pemerintah Arab Saudi sudah memasang target listing di bursa pada paruh kedua 2018. Namun persiapan untuk penawaran saham dan kesediaan untuk pelepasan secara simultan maupun bertahap dalam devisa masih dipertanyakan, FT melaporkan.
London masih memiliki peluang untuk menjadi tempat listing saham Aramco. Untuk IPO ini, valuasi nilai Aramco bisa mencapai $2 triliun. Namun listing di luar negeri baru bisa terjadi paling cepat 2019, menurut FT.
New York dan London masih calon terdepan sebagai tempat penawaran saham perdana internasional, bersama dengan Riyadh.
Menteri Energi Khalid al-Falih dalam wawancara dengan CNN pekan lalu mengatakan dia khawatir tentang risiko yang dihadapi Aramco apabila memilih New York sebagai tempat listing dengan pasarnya yang senilai $100 miliar.
Aramco, perusahaan milik negara, diperkirakan akan menjual 5 persen sahamnya dalam penawaran saham perdana yang disebut-sebut akan menjadi terbesar di dunia. Saudi Arabian Oil Co, atau dikenal dengan Saudi Aramco tidak bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar. [ft]