Profil Wakil Presiden AS Mike Pence jauh lebih kuat pada pemilu 2020 setelah hampir empat tahun menjadi pendukung setia Presiden Donald Trump dan sembilan bulan sebagai pemimpin penanganan virus corona pemerintahan Trump, yang sering dikritik.
Pence relatif tidak dikenal secara nasional empat tahun lalu ketika Trump, seorang politisi anyar, memilihnya sebagai pasangan duetnya. Saat itu, Pence adalah gubernur negara bagian Indiana Midwestern setelah menjadi anggota kongres selama enam periode, 16 tahun di mana ia membangun kebijakan konservatif yang solid, tetapi menghadapi pemilihan ulang yang sulit untuk masa jabatan berikutnya sebagai gubernur.
Trump saat itu membutuhkan sosok Pence yang dikenal konservatif untuk meningkatkan peluangnya sebagai underdog atau pihak yang tidak diunggulkan ketika melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat. Pence, telah menikah dengan istrinya, Karen, selama 35 tahun. Ia adalah kebalikan Trump, seorang pebisnis real estat New York, pembawa acara reality show, dan sudah menikah untuk ketiga kalinya.
Selain itu, Pence telah membangun hubungan yang kuat dengan kelompok Kristen evangelis, sebuah blok pemilih konservatif yang sebagian besar merupakan pendukung Partai Republik. Jumlah mereka mungkin sekitar seperempat pemilih AS. Dalam kemenangannya yang mengejutkan tahun 2016, Trump memenangkan sebagian besar suara evangelis, berkat posisi Pence di Partai Republik nasional.
Memperkuat Hubungan dengan Evangelis
Sejak itu, Trump memperkuat hubungannya dengan kaum evangelis dengan penunjukan tiga hakim konservatif ke Mahkamah Agung dan hampir 200 lainnya untuk jabatan hakim federal. Selain itu ia juga menentang hak aborsi.
Sejak berkarir sebagai politisi, Pence memposisikan dirinya sebagai "seorang Kristen, konservatif dan seorang Republik.”
Penasihat dan orang terdekat Pence yang paling ia percaya adalah istrinya, Karen. Mereka pertama kali bertemu pada 1983 di tempat parkir Gereja St. Thomas Aquinas Indianapolis. Karen, seorang guru dan seniman cat air yang ulung, bermain gitar di sana selama misa Katolik, meskipun pasangan itu kemudian menjadi Kristen evangelis.
Media melaporkan, Pence dan istrinya berolahraga dan berdoa bersama. Dan menurut pemberitaan pada 2017, ia menolak makan berdua dengan perempuan lain selain istrinya.
Setia Luar Biasa pada Trump
Pence jarang melewatkan kesempatan untuk memuji Presiden Trump. Pada satu rapat kabinet pada 2017, dia memberikan pujian untuk Trump, yang duduk tepat di seberang meja, sebanyak 14 kali.
Namun, ia juga pernah mengkiritk Trump, meskipun sangat jarang terjadi. Pada kampanye 2016, setelah sebuah video muncul tentang Trump yang membuat komentar cabul tentang perempuan, Pence berkata, "Saya tidak memaafkan ucapannya dan tidak dapat membelanya."
Beralih ke Politik Indiana
Pence yang berusia 61 tahun dan besar di Indiana, memperoleh gelar sarjana hukum dan pernah berprofesi sebagai pengacara. Tapi ia kemudian beralih ke dunia politik. Dia kalah dalam dua kontes pertamanya untuk mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat pada 1988 dan 1990, tetapi tetap mempertahankan kehadirannya di depan publik Indiana sebagai pembawa acara radio dan acara bincang-bincang TV konservatif dari t1994 hingga 1999.
Akhirnya, pada 2000, ia berhasil memenangkan jabatan pertama, dari enam masa jabatan berikutnya, di DPR. Ia berhasil mengumpulkan catatan suara konservatif yang kuat dan menaiki tangga kepemimpinan Partai Republik. Selama satu masa jabatan, dia adalah ketua Komite Studi Republik, kelompok anggota parlemen konservatif, tetapi dia kalah dalam kontes untuk menjadi pemimpin minoritas Republik pada saat Demokrat menguasai DPR. Selama 12 tahun di DPR, ia memperkenalkan 90 RUU dan resolusi, tetapi tidak satupun yang menjadi undang-undang.
Memenangkan Kursi Gubernur
Pence memenangkan kursi gubernur Indiana pada 2012 dan kembali membangun portofolio konservatif. Dia menandatangani kebijakan untuk membatasi aborsi dan memotong pajak, bersama dengan undang-undang yang melarang pemerintah daerah di negara bagian untuk mewajibkan perusahaan membayar gaji dan tunjangan kepada pekerja lebih dari yang diwajibkan oleh hukum federal.
Dalam suatu isu yang menyedot perhatian nasional, ketika Pence menjadi gubernur, ia menandatangani undang-undang yang disebut Undang-Undang Pemulihan Kebebasan Beragama. Kaum konservatif di negara bagian dan di tempat lain memandang hukum tersebut sebagai cara untuk menggugat legalisasi pernikahan sesama jenis.
Namun, setelah protes dari anggota Partai Republik yang moderat dan pelaku bisnis yang mengatakan mereka akan menolak untuk pindah ke negara bagian yang dipimpinnya, atau memperluas operasi yang ada, Pence mundur dan mengamandemen undang-undang untuk melarang diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dan identitas gender.
Memimpin Gugus Tugas Virus Corona
Ketika virus corona melanda Amerika Serikat pada awal 2020, Trump memberikan Pence peran terbesarnya di Gedung Putih, yaitu sebagai pengawas upaya pemerintah dalam mengekang penyebaran Covid-19. Selain itu, ia juga mengoordinasikan upaya pengujian dan pengobatan virus tersebut, serta memulai penelitian untuk mengembangkan vaksin.
Pence memimpin rapat satuan tugas virus corona Gedung Putih dan sering memberikan informasi terkini dalam melawan virus pada briefing harian yang disiarkan televisi secara nasional. Namun, Trump menghadapi pemilu yang sulit dalam melawan penantangnya Joe Biden dari Partai Demokrat. Akibatnya ia segera mengambil alih konferensi pers harian tersebut dan sering menyatakan bahwa virus corona terkendali, atau akan segera dikendalikan, dan vaksin akan dikembangkan sebelum akhir 2020.
Mengadopsi Pandangan yang Optimis
Pence juga sering mengadopsi pandangan yang optimis tentang keadaan pandemi di AS, bahkan ketika puluhan ribu orang Amerika meninggal.
Pada bulan Juni, ketika pandemi merebak di beberapa negara bagian dan kota-kota yang sebagian besar tak terkena wabah pada saat awal virus itu menghantam AS, Pence berpendapat seperti Trump. Mereka berpendapat jumlah kasus Covid-19 di AS meningkat karena negara itu melakukan lebih banyak pengujian. Dalam pertemuan pribadi dengan senator Republik, dia mendesak mereka untuk fokus pada upaya AS dalam melawan virus.
Pada pertengahan Juni, Pence, dalam artikel opini di harian Wall Street Journal, mengatakan kepanikan atas virus corona ‘berlebihan.”
"Kita telah memperlambat penyebaran, kita telah merawat mereka yang paling rentan, kita telah menyelamatkan nyawa, dan kami telah menciptakan dasar yang kokoh untuk tantangan apa pun yang mungkin kita hadapi di masa depan," pungkasnya. "Kita seharusnya merayakan itu, bukan ketakutan media."
Menjelang pemilu dan ketika beberapa negara Barat menerapkan perintah karantina wilayah untuk mengendalikan lonjakan infeksi di negara mereka, Pence berjanji kepada para pendukungnya bahwa strategi AS akan fokus pada "membuka" dan bukan "mematikan ekonomi kita."
“Kita akan terus bekerja keras untuk memastikan rumah sakit kita memiliki semua persediaan yang mereka butuhkan untuk memberikan perawatan bagi siapa pun yang berjuang melawan virus corona. Kita akan terus melindungi yang rentan, terutama warga negara senior kita. Kita akan terus menyelamatkan nyawa dan mengembangkan obat-obatan penyelamat nyawa,” kata Pence.
Pernyataan itu mengemuka beberapa hari setelah kepala staf Pence, Marc Short, dan beberapa asisten lainnya dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Pence serta istrinya, dinyatakan negatif, dan dia terus berkampanye di seluruh negeri. Wabah semakin merebak di sekeliling Pence, di mana Trump, Ibu Negara Melania Trump, putra mereka Barron, dan dua lusin pembantu Gedung Putih dan staf terinfeksi.
Pandemi Tidak Mereda
Terlepas dari pandangan Pence, lonjakan pandemi belum mereda. Universitas Johns Hopkins menyebut korban tewas di AS kini mencapai 230 ribu dan jumlah kasus yang dikonfirmasi berjumlah 9,2 juta. Kedua angka tersebut lebih tinggi daripada di negara lain.
Sejumlah pendekatan Gedung Putih terhadap virus menuai kritik dari Partai Demokrat dan dari pejabat kesehatan masyarakat. Selama ini memang terlihat banyak pejabat negara yang tidak menggunakan masker. Selain itu Gedung Putih juga mengadakan acara kampanye yang dihadiri banyak peserta tanpa masker. Pendahulu Trump, mantan presiden Barack Obama, menyalahkan pemerintah pada pekan lalu karena dianggap terlalu lambat dan tidak cukup agresif. [ah/dw]