Polisi di Dresden, Jerman mengatakan pencuri masuk ke museum Green Vault - salah satu museum tertua di dunia - dan membawa kabur tiga set perhiasan abad ke-18 yang dikatakan "tak ternilai."
Polisi mengatakan mereka mendapat peringatan pencurian di museum itu tidak lama menjelang pukul 5 pagi waktu setempat dan polisi tiba di tempat kejadian beberapa menit kemudian.
Belum ada tersangka yang ditahan tetapi pihak berwenang sedang meninjau rekaman dari kamera keamanan.
Pada jumpa pers Senin (25/11), seorang penyelidik polisi mengatakan dua tersangka memutus aliran listrik, dan masuk dengan memecah jendela. Ia mengatakan pencuri langsung menuju lemari pajangan dan juga menghancurkannya. Ia mengatakan ada indikasi para pelaku memiliki mobil yang menunggu untuk membantu pelarian mereka.
Direktur koleksi seni negara, Marion Ackermann, mengatakan meskipun beberapa media melaporkan barang-barang yang dicuri itu bernilai ratusan juta, atau bahkan mungkin satu miliar dolar, nilai artistik dan historisnya "tidak ternilai."
"Juga penting disampaikan bahwa makna dan kualitas khususnya terletak pada kenyataan bahwa koleksi tersebut diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi sebagai satu set lengkap. Saya juga ingin menyampaikan bahwa nilai material masing-masing benda itu tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai satu set lengkap benda bersejarah ini. Seperti kalian ketahui, koleksi ini bisa digambarkan sebagai harta negara abad ke-18," kata Ackermann.
Ackerman juga mengatakan nilai barang-barang itu sangat unik sehingga tidak mungkin untuk dijual di pasar bebas.
Museum Green Vault, juga dikenal sebagai 'the treasury of Augustus the Strong of Saxony', didirikan pada tahun 1723 dan saat ini menyimpan sekitar 4.000 objek emas, batu mulia, dan bahan-bahan lain yang dipajang di istana bersejarah itu.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa harta karun Green Vault selamat dari serangan bom Sekutu dalam Perang Dunia Kedua, karena diangkut sebagai barang rampasan perang oleh Uni Soviet. Barang-barang berharga itu kemudian dikembalikan ke Dresden, ibu kota bersejarah negara bagian Saxony, pada tahun 1958. (my/ka)