Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dana PBB untuk Anak-Anak (UNICEF) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan tingkat kematian akibat campak turun hingga 84 persen sejak kampanye vaksinasi global dicanangkan pada 2000.
Menurut para ahli, jumlah orang yang meninggal akibat campak sekitar 90.000, dibanding 550.000 kematian pada 2000. Ini pertama kalinya kematian akibat campak di seluruh dunia turun di bawah 100.000 orang per tahun.
Robert Linkins dari Inisiatif Campak dan Rubela di CDC mengatakan dalam pernyataan bahwa "menyelamatkan rata-rata 1,3 juta kehidupan per tahun melalui vaksin campak adalah pencapaian yang luar biasa dan tampaknya memungkin, bahkan lebih memungkinan untuk menciptakan dunia yang bebas dari campak."
Sejak 2000, sebanyak 5,5 miliar dosis vaksin campak telah diberikan kepada anak-anak melalui imunisasi rutin dan kampanye vaksinasi masal. Penyakit ini menular melalui partikel-partikel udara dan bisa menyebar dengan cepat. Campak membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya dibandingkan penyakit yang bisa dicegah oleh vaksinasi lainnya.
Namun WHO mengatakan dunia masih jauh dari tujuan regional penghapusan campak. Sejak 2009, para pejabat telah berhasil memberikan dosis pertama kepada 85 persen bayi yang membutuhkan. Namun angka tersebut tidak berubar dalam delapan tahun. Dan hanya 64 persen dari populasi yang terkena mendapatkan dosis kedua yang biasanya diberikan ketika anak berumur empat atau lima tahun.
WHO mengatakan "terlalu banyak anak", sekitar 20,8 juta yang belum mendapatkan dosis campak pertama. Kebanyak mereka adalah anak-anak yang tinggal di Nigeria, India, Pakistan, Indonesia, Ethiopia dan Republik Demokratik Kongo.
Anak yang terkena campak berisiko mengalami komplikasi seperti pneumonia, diare, encefalistis dan kebutaan.
Vaksin campak diberikan bersama dengan penyakit gondongan dan rubela atau yang dikenal dengan MMR. [fw/au]