Beberapa tahun lalu, kepercayaan dan harga diri Emma Sailor berada di titik terendah.
“Sebelum saya mengikuti program ini bersama anak saya, saya seorang tunawisma,” ujar Sailor.
Namun, kemudian hidupnya berubah.
Seorang pekerja sosial yang membantunya, menyarankan agar ia bergabung dengan sekelompok kecil ibu-ibu di program studi layanan anak-anak, yang memberi manfaat lebih baik dibanding yang pernah ia bayangkan.
“Saya tidak suka orang, terutama perempuan, karena saya punya banyak pengalaman di-bully orang remaja perempuan.Jadi saya tidak terlalu bersemangat,” ujar Sailor.
“Tetapi kemudian saya bertemu dengan beberapa ibu, dan saya seperti: wow! Saya benar-benar mencintai orang-orang ini, saya merasa mereka seperti keluarga saya dan saya akan melakukan apapun untuk mereka,” tambahnya.
Kursus yang diikutinya memberi sertifikat dalam pengabdian masyarakat, yang dapat digunakan untuk melanjutkan studi atau pekerjaan lebih lanjut.
Namun hal pertama yang dibicarakan semua perempuan itu adalah dukungan yang mereka dapatkan dari ibu-ibu muda lain dalam ruang tanpa penghakiman.
“Saya ibu tunggal. Putra saya berusia 2,5 tahun. Selama beberapa tahun ini sya telah melewati masa-masa sulit, isu-isu kesehatan mental, hubungan yang tidak terlalu menyenangkan yang melibatkan KDRT,” ujar Rosie Scott.
Bertemu dengan para pekerja sosial dan perawat, latihan tentang hubungan yang saling menghormati dan manajemen uang menjadi salah satu yang diajarkan tahun ini. Ada pula program untuk belajar tentang gizi, memaksimalkan air susu ibu, mengasuh anak dan memulai usaha kecil untuk memiliki penghasilan sendiri.
“Anda benar-benar menyerap semua ilmu dan pengetahuan, dan menjadi seperti “wah kenapa kita tidak melakukan hal ini sebelum kita punya anak sehingga kita tahu lebih banyak,” ujar Sailor
Sailor kini bertekad membantu pererempuan-perempuan muda lain dan menjadi contoh bagi anak-anak perempuan.
“Saya ingin menunjukkan pada mereka bahwa ya, ibu juga pernah mengalami kesulitan hidup selama beberapa bulan, tetapi ibu berhasil melaluinya, dan ingin agar ia melihat bagian-bagian terbaik dunia, yang tidak begitu buruk,” ujar Sailor.
Rosie telah berada dalam daftar tunggu untuk masuk kelompok ini dan tahu persis ada orang lain yang sangat membutuhkan layanan seperti ini.
“Kita bisa terjebak dalam kemerosotan jika hanya tinggal di rumah dan tidak memiliki motivasi, atau kepercayaan diri, atau bahkan selalu cemas untuk sekadar keluar rumah dan menghadapi dunia,” ujarnya.
Emma Sailor menambahkan “saya tahu persis ada banyak ibu muda di pinggiran utara Darwin yang hanya duduk di rumah dan tidak tahu harus berbuat apa. Nah dalam program ini kita diajarkan cara memotivasi diri.”
Layanan seperti ini mungkin menjadi salah satu solusi bagi para ibu muda yang menjadi orang tua tunggal, tetapi sayangnya keterbatasan ruang membuat jumlah peserta pun dibatasi. [em/jm]