Pendukung dari pejabat Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri menyerukan sebuah “hari kemarahan” hari Selasa. Ini dilakukan pendukung Hariri sebagai aksi protes, setelah calon kelompok militan Syiah, Hizbullah untuk perdana menteri berhasil memperoleh dukungan mayoritas dari parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.
Para anggota parlemen Sunni pada hari Senin menuduh Hizbullah melakukan sebuah “kudeta” yang ditujukan untuk memaksakan sebuah pemerintahan agama mirip di Iran.
Mantan perdana menteri Najib Mikati berhasil meraih nominasi itu Senin setelah Hizbullah dan sekutu-sekutunya memberi dukungan mereka. Ia kini tampaknya memiliki dukungan dari 65 anggota parlemen dan memberinya sebuah mayoritas dalam badan dengan 128 kursi itu.
Perkembangan ini datang tak lama setelah Hariri mengatakan ia tidak mau berpartisipasi dalam pemerintah baru yang dipimpin oleh kandidat dukungan Hizbullah itu.
Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika P J Crowley mengatakan Washington memantau perkembangan di Beirut. Tetapi Crowley menambahkan bahwa peran lebih besar dari Hizbullah akan mempersulit hubungan diplomatik serta berdampak pada bantuan Amerika.
Beberapa demonstran pro-Hariri yang marah dengan perkembangan baru ini telah membakar ban-ban mobil untuk meblokir jalan-jalan di ibukota Beirut.