Massa yang berkumpul di markas kampanye Presiden Prancis Emmanuel Macron, Minggu (10/4), bergembira ketika proyeksi lembaga pemungutan suara Prancis menunjukkan petahana Macron dan pemimpin sayap kanan Marine Le Pen memimpin di putaran pertama pemilu presiden (pilpres) Prancis.
Proyeksi menunjukkan Macron memimpin putaran pertama dengan hasil antara 27-29 persen, mengungguli Le Pen dengan 23-24 persen. Namun, putaran kedua diperkirakan akan berlangsung ketat.
Jika didukung hasil resmi, keduanya akan maju ke putaran kedua, mirip dengan pertarungan terakhir mereka di pemilu 2017.
Hasil pemilu Prancis ini akan mempengaruhi arah Eropa ketika mencoba menahan Rusia dan kekacauan yang ditimbulkan dari invasi ke Ukraina.
Pemilu putaran kedua pada 24 April mendatang tampaknya akan mengadu presiden yang berupaya memodernisasi ekonomi dan memperkuat kerjasama Eropa melawan tokoh nasionalis Le Pen, yang berusaha melunakkan reputasi partainya yang rasis dan telah melihat peningkatan popularitasnya setelah memanfaatkan kemarahan para pemilih atas inflasi.
Hasil resmi diperkirakan akan keluar Minggu (10/4) malam waktu setempat.
Proyeksi lembaga jajak pendapat Ifop-Fiducial, OpinionWay, Ipsos/Sopra Steria dan Harris Interactive menempatkan Macron dan Le Pen di posisi unggulan, disusul pesaing sayap kiri Jean-Luc Melenchon.
Proyeksi ini didasarkan pada penghitungan suara sebenarnya di daerah pemilihan tertentu, yang diekstrapolasi secara nasional. [em/jm]