Para pendukung setia calon presiden Filipina Leni Robredo menggelar aksi yang tidak biasanya dalam beberapa hari terakhir. Sambil membagikan selebaran berwarna merah muda dan mengenakan masker, mereka pergi dari pintu ke pintu dalam upaya menggalang semakin banyak dukungan.
Hampir dua juta sukarelawan terlibat dalam gerakan akar rumput untuk Robredo, wakil presiden petahana, saat ia berjuang mengejar ketertinggalan dalam perolehan suara dari Ferdinand Marcos Junior sebelum pemilihan 9 Mei.
Survei-surei jajak pendapat menunjukkan putra mantan diktator itu kemungkinan meraih kemenangan telak. Kemenangan Marcos Junior ini banyak diperkirakan akan mengembalikan klan Marcos yang kuat ke istana presiden yang mereka tinggalkan 36 tahun lalu.
Tapi ada tanda-tanda upaya kubu Robredo belakangan membuahkan hasil. Kampanye-kampanyenya menarik banyak pengunjung. Dukungan bermunculan dari pesohor-pesohor dan pendeta-pendeta Katolik. Survei-survei jajak pendapat juga menunjukkan dukungan yang meningkat.
"Saya sangat menginginkan perubahan, untuk kepatutan di posisi tertinggi," kata Rocelle Mendoza, 29, yang menggunakan uangnya sendiri untuk mencetak kaus oblong dan celemek Robredo yang kemudian dibagikan secara gratis di pasar-pasar di ibu kota Manila.
"Kami sadar bahwa kami menghadapi upaya yang sulit. Dan saya pikir karena alasan itu juga kami tidak lagi ragu untuk menghabiskan uang."
Beberapa analis telah menyamakan demam dukungan untuk Robredo dengan gerakan rakyat untuk mantan presiden Corazon Aquino dalam kampanye pemilihan 1986 yang menyebabkan tergulingnya Ferdinand Marcos Senior.
Robredo, seorang janda dan mantan anggota kongres, membuat keputusan di menit-menit terakhir untuk mengikuti pemilihan presiden pada Oktober lalu setelah Marcos Jr menyatakan pencalonannya.
Partisipasinya merupakan persaingan ulang dengan Marcos Junior dalam kontes wakil presiden 2016 yang ia menangkan dengan tipis.
Kampanye yang digerakkan oleh sukarelawan menjamur di berbagai negera itu, dan menempatkan Robredo di tempat kedua dalam jajak pendapat. Namun peluang mengalahkan Marcos Jr sangat tipis.
Serangan tanpa henti dari Presiden Rodrigo Duterte dan kampanye informasi yang keliru di media sosial telah merusak popularitas Robredo dan mengikis dukungannya di antara para pejabat daerah, yang merupakan kunci untuk mengumpulkan suara.
Jajak pendapat terbaru oleh Pulse Asia Research menunjukkan Robredo berhasil meningkatkan dukungan terhadap dirinya, namun Marcos Jr masih memimpin dengan 32 poin persentase. [ab/lt]