Penelitian baru menunjukkan ketika jutaan warga Amerika berkumpul akhir pekan ini untuk menonton "Super Bowl", mereka tidak saja akan bersorak-sorai. Dalam American Journal of Health Economics, tim peneliti di Universitas Tulane mendapati beberapa kota dimana ada tim yang bertarung di “Super Bowl” maka ada lonjakan flu yang mematikan.
Peneliti utama di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Tropis Universitas Tulane, Charles Stoecker, mengatakan orang-orang yang tinggal di rumah dan melangsungkan acara kumpul-kumpul seperti pesta "Super Bowl", sebenarnya justru menyebarkan influenza.
"Setiap tahun kita menyelenggarakan atau menghadiri pesta-pesta seperti ini dimana kita batuk atau bersin, makan keripik dan mencelupkannya dalam saus bersama orang-orang yang biasanya tidak kita kenal baik, dan terjadilah penularan influenza dengan cara-cara baru."
Tim peneliti itu mengkaji data statistik di Amerika dari tahun 1974 hingga 2009, dan mendapati bahwa di beberapa kota di mana ada tim yang bertarung dalam pertandingan besar, ada kenaikan jumlah kematian akibat flu pada pasien yang berusia lebih dari 65 tahun hingga lebih dari 18%.
Ditambahkan, jika "Super Bowl" berlangsung pada puncak musim flu maka dampaknya jauh lebih besar.
Di kota-kota yang telah menyelenggarakan "Super Bowl" dalam beberapa tahun ini, para peneliti tidak menemukan adanya peningkatan kasus kematian akibat flu. Menurut mereka ini mungkin karena pertandingan itu lebih sering dilangsungkan di kota-kota yang lebih hangat.
Tim peneliti itu menyarankan beberapa langkah untuk mengurangi kemungkinan jatuh sakit pada pesta "Super Bowl". Antara lain: imunisasi flu, sering mencuci tangan dan tidak menggunakan satu keripik untuk dicelup dua kali dalam sausnya. ini akan memastikan tidak adanya kuman yang ditularkan kepada siapapun dalam pesta itu. [em/ii]
