Seorang tentara Tunisia menembaki sesama tentara di barak militer di ibukota, hari Senin (25/5), menewaskan sedikitnya 7 orang dan melukai 10 lainnya, sebelum ia bunuh diri, kata pejabat Kementerian Pertahanan.
Juru bicara Kementerian, Belhassen Oueslati, mengatakan, tentara itu telah dilarang membawa senjata, dan merebut senjata orang lain untuk melakukan serangan itu. Oueslati mengatakan beberapa korban yang terluka parah dibawa ke sebuah rumah sakit militer.
Situasi terkendali pada pertengahan pagi. Penembakan di barak Bouchoucha itu berjarak sekitar satu kilometer dari Museum Bardo Nasional di mana 22 orang - sebagian besar wisatawan - tewas dalam serangan teror tanggal 18 Maret lalu.
Tidak jelas apa yang memotivasi prajurit itu, meskipun juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Mohamed Ali Aroui, mengatakan, insiden Senin tidak dipandang sebagai aksi teroris. Berbicara pada stasiun radio nasional, Aroui mengatakan bahwa insiden tembakan itu hanya terjadi di dalam barak militer, yang mengindikasikan bahwa insiden tersebut merupakan sengketa internal.
Pria penembak itu telah dilarang membawa senjata, tapi dia merebut sepucuk senjata itu dari tentara lainnya. Penembakan tersebut memicu peningkatan keamanan di seluruh distrik Bardo.
Sejak tergulingnya diktator sekuler negara itu pada tahun 2011, Tunisia telah berjuang melawan kelompok-kelompok militan yang terkait kelompok ISIS dan al-Qaida, yang telah melakukan berbagai serangan terhadap pasukan keamanan.
