Sedikitnya tujuh orang tewas, termasuk penembak, dan tujuh lainnya luka-luka dalam insiden penembakan membabi-buta Jumat malam (23/5) di dekat kampus University of California di Santa Barbara, menurut polisi Sabtu.
Kuasa hukum untuk sutradara Hollywood Peter Rodger, yang merupakan asisten sutradara “The Hunger Games,” mengatakan Sabtu pagi bahwa keluarga Rodger meyakini putra mereka, Elliot, bertanggung jawab atas penembakan itu namun belum jelas bagaimana ia bisa memiliki senjata.
Sherif Santa Barbara County Bill Brown dalam konferensi pers Sabtu sore mengatakan tiga orang ditemukan tewas akibat tikaman pisau di apartemen Elliot Rodger dan tiga lainnya tewas di sekitar kampus University of California ketika mahasiswa berusia 23 tahun itu melepaskan tembakan sambil mengendarai mobilnya.
Polisi mengatakan penembakan terjadi di beberapa tempat, menghasilkan sembilan tempat kejadian perkara. Mereka menggambarkan Rodger pergi dari satu lokasi ke lokasi lain sambil melepaskan tembakan secara membabi-buta dan kemudian terlibat baku tembak dengan polisi, sebelum akhirnya menabrakkan mobil BMW yang dikendarainya ke sebuah mobil yang diparkir. Di dalam mobilnya, polisi menemukan tiga senjata api lain dan lebih dari 400 amunisi yang belum digunakan.
Richard Martinez, yang putranya Christopher tewas dalam insiden itu, menyalahkan para politisi dan pendukung hak kepemilikan senjata.
“Kapan kegilaan ini berakhir? Begitu banyak korban tewas. Kita seharusnya mengatakan pada diri kita sendiri, jangan jatuh korban lagi,” ujarnya kepada kantor berita Associated Press.
Menurut beberapa saksi mata, seorang korban lainnya – Chris Johnson – baru keluar dari pertunjukkan komedi ketika ia tertembak dan jatuh di dekat sebuah rumah. Alexander Mattera yang saat itu sedang bersama Johnson mengatakan ia terduduk bersama Johnson di tengah letusan senjata, sambil mencari tempat berlindung.
Lebih jauh Sherif Brown menggambarkan insiden penembakan ini sebagai “pembunuhan massal yang direncanakan”. Polisi sedang menyelidiki kaitan penembakan ini dengan sebuah video yang dipasang di YouTube Jumat, yang menunjukkan seorang laki-laki muda yang menyatakan berencana menembak beberapa perempuan.
Dalam video berdurasi tujuh menit yang tampaknya dipersiapkan dengan baik itu, laki-laki tersebut menceritakan rasa frustasi dan kesepian yang dirasakannya.
“Gadis-gadis tidak pernah tertarik pada saya” ujarnya.
Kuasa hukum keluarga Peter Rodger mengatakan keluarga itu telah memanggil polisi beberapa pekan lalu setelah diperingatkan oleh beberapa pihak atas keberadaan sejumlah video yang dipasang Elliot Rodger sebelumnya, yang tampaknya “terkait upaya pembunuhan dan bunuh diri”.
Polisi kemudian menginterogasi Rodger yang terkesan “sangat sopan, baik dan luar biasa”. Polisi tidak mendapati sejarah penggunaan senjata, tetapi mengatakan “Elliot Rodger memang tidak punya banyak teman” dan tidak punya pacar.
Associated Press melaporkan hingga Sabtu malam darah masih tampak di jalan-jalan dekat kampus University California. Demikian pula mobil BMW hitam milik Elliot masih ada di tempat kejadian, dengan kaca depan tampak pecah dan pintu supir terbuka lebar.
Presiden University of California yang juga mantan menteri dalam negeri AS Janet Napolitano mengatakan kepada wartawan bahwa “insiden ini hampir tidak mungkin dicegah dan hampir tidak mungkin diprediksi sebelumnya”.
Kuasa hukum untuk sutradara Hollywood Peter Rodger, yang merupakan asisten sutradara “The Hunger Games,” mengatakan Sabtu pagi bahwa keluarga Rodger meyakini putra mereka, Elliot, bertanggung jawab atas penembakan itu namun belum jelas bagaimana ia bisa memiliki senjata.
Sherif Santa Barbara County Bill Brown dalam konferensi pers Sabtu sore mengatakan tiga orang ditemukan tewas akibat tikaman pisau di apartemen Elliot Rodger dan tiga lainnya tewas di sekitar kampus University of California ketika mahasiswa berusia 23 tahun itu melepaskan tembakan sambil mengendarai mobilnya.
Polisi mengatakan penembakan terjadi di beberapa tempat, menghasilkan sembilan tempat kejadian perkara. Mereka menggambarkan Rodger pergi dari satu lokasi ke lokasi lain sambil melepaskan tembakan secara membabi-buta dan kemudian terlibat baku tembak dengan polisi, sebelum akhirnya menabrakkan mobil BMW yang dikendarainya ke sebuah mobil yang diparkir. Di dalam mobilnya, polisi menemukan tiga senjata api lain dan lebih dari 400 amunisi yang belum digunakan.
Richard Martinez, yang putranya Christopher tewas dalam insiden itu, menyalahkan para politisi dan pendukung hak kepemilikan senjata.
“Kapan kegilaan ini berakhir? Begitu banyak korban tewas. Kita seharusnya mengatakan pada diri kita sendiri, jangan jatuh korban lagi,” ujarnya kepada kantor berita Associated Press.
Menurut beberapa saksi mata, seorang korban lainnya – Chris Johnson – baru keluar dari pertunjukkan komedi ketika ia tertembak dan jatuh di dekat sebuah rumah. Alexander Mattera yang saat itu sedang bersama Johnson mengatakan ia terduduk bersama Johnson di tengah letusan senjata, sambil mencari tempat berlindung.
Lebih jauh Sherif Brown menggambarkan insiden penembakan ini sebagai “pembunuhan massal yang direncanakan”. Polisi sedang menyelidiki kaitan penembakan ini dengan sebuah video yang dipasang di YouTube Jumat, yang menunjukkan seorang laki-laki muda yang menyatakan berencana menembak beberapa perempuan.
Dalam video berdurasi tujuh menit yang tampaknya dipersiapkan dengan baik itu, laki-laki tersebut menceritakan rasa frustasi dan kesepian yang dirasakannya.
“Gadis-gadis tidak pernah tertarik pada saya” ujarnya.
Kuasa hukum keluarga Peter Rodger mengatakan keluarga itu telah memanggil polisi beberapa pekan lalu setelah diperingatkan oleh beberapa pihak atas keberadaan sejumlah video yang dipasang Elliot Rodger sebelumnya, yang tampaknya “terkait upaya pembunuhan dan bunuh diri”.
Polisi kemudian menginterogasi Rodger yang terkesan “sangat sopan, baik dan luar biasa”. Polisi tidak mendapati sejarah penggunaan senjata, tetapi mengatakan “Elliot Rodger memang tidak punya banyak teman” dan tidak punya pacar.
Associated Press melaporkan hingga Sabtu malam darah masih tampak di jalan-jalan dekat kampus University California. Demikian pula mobil BMW hitam milik Elliot masih ada di tempat kejadian, dengan kaca depan tampak pecah dan pintu supir terbuka lebar.
Presiden University of California yang juga mantan menteri dalam negeri AS Janet Napolitano mengatakan kepada wartawan bahwa “insiden ini hampir tidak mungkin dicegah dan hampir tidak mungkin diprediksi sebelumnya”.