Presiden Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden hari Minggu (29/5) mengunjungi lokasi peringatan sementara di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas. Mereka berhenti di tiap-tiap 19 foto siswa dan dua guru yang tewas setelah seorang remaja berusia 18 tahun yang bersenjatakan dua senapan semi-otomatis melepaskan tembakan membabibuta di ruang kelas mereka.
Ketika negara berduka, muncul kembali pertanyaan tentang apa yang telah dilakukan – atau yang sudah dilakukan – aparat penegak hukum ketika laki-laki bersenjata itu berada di dalam kelas. Kematian para siswa dan guru itu kembali memicu seruan dari sejumlah pihak untuk memberlakukan aturan kepemilikan senjata api yang lebih ketat.
Berpidato dalam upacara kelulusan di sebuah universitas Sabtu lalu (28/5), Biden bicara tentang penembakan di Texas itu dan juga penembakan bermotif rasial di sebuah toko eceran di New York sepuluh hari sebelumnya insiden di Texas.
“Kita tidak bisa mencegah tragedi seperti ini. Tapi kita dapat membuat Amerika menjadi lebih aman. Kita dapat melakukan sesuatu untuk melindungi kehidupan orang-orang dan anak-anak kita,” ujar Biden.
Biden dan sejumlah tokoh lain yang mendukung pembatasan kepemilikan senjata api yang lebih ketat menunjukkan bahwa insiden penembakan di Texas merupakan akibat dari undang-undang yang longgar.
Sementara mereka yang mendukung hak-hak memiliki senjata api mengatakan fokus pada senjata api saja adalah masalah sekunder, karena yang lebih produktif adalah menjadikan sekolah lebih aman.
Mantan presiden Donald Trump berbicara dalam pertemuan tahunan National Rifle Association di Houston, Texas, Jumat lalu (28/5).
“Adanya tindakan jahat di dunia ini tidak menjadi alasan untuk melucuti senjata api dari warga negara yang taat hukum, tahu cara menggunakan senjata api mereka dan dapat melindungi orang lain. Tindakan jahat adalah salah satu alasan terbaik untuk mempersenjatai warga negara yang taat hukum,” kata Trump.
Setelah penembakan di sekolah dasar di Uvalde, Texas, sekelompok senator bipartisan Amerika bertemu untuk membahas aturan baru kepemilikan senjata api yang mungkin diberlakukan.
Senator Partai Demokrat dari negara bagian Connecticut, Chris Murphy, mengatakan ia ingin melihat perubahan besar dalam undang-undang kepemilikan senjata api, tetapi untuk saat ini ia sedang berdialog dengan Partai Republik tentang perubahan yang lebih sederhana, seperti memperluas pemeriksaan latar belakang mereka yang ingin membeli senjata api.
“Sebuah paket perubahan undang-undang yang pada akhirnya memiliki tekanan yang signifikan terhadap kekerasan senjata api di negara ini dan menyudahi kebuntuan yang ada. Mungkin ini hal yang terpenting dan dapat kita lakukan. Menunjukkan bahwa membuat kemajuan merupakan yang mungkin dilakukan dan tidak berarti kiamat bagi Partai Republik jika mereka mendukung sebagian langkah yang masuk akal ini,” ungkapnya.
Ketika Amerika bergulat dengan akibat penembakan massal mengerikan lainnya yang menarget anak-anak yang tidak bersalah, Amerika juga mencari jawaban untuk memastikan agar tragedi serupa tidak terulang lagi. [em/jm]