Sebuah pengadilan khusus di Senegal memulai proses pengadilan yang telah lama dinanti-nanti, hari Senin (20/7), terhadap mantan penguasa Chad, Hissene Habre, atas tuduhan telah melakukan penyiksaan, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Habre, umur 72 tahun, dan tim pengacaranya, mengabaikan pengadilan tersebut sebagai kurang berwewenang, seraya menambahkan, mereka tidak akan tampil dalam persidangan. Akan tetapi, Habre hadir hari Senin, setelah pihak berwenang memaksa dia untuk tampil.
Pengadilan yang dibentuk berdasarkan perjanjian dengan Uni Afrika itu, akan mendengarkan keterangan 100 saksi, selama persidangan yang diperkirakan akan berlangsung selama beberapa bulan.
Kelompok-kelompok HAM dan komisi kebenaran Chad menuduh Habre bertanggung jawab melakukan lebih dari 40.000 pembunuhan politik, penyiksaan sistematis dan berbagai pelanggaran lainnya semasa menjabat presiden.
Dia memimpin Chad antara tahun 1982 dan 1990, sewaktu digulingkan oleh pemimpin yang sekarang, Idriss Deby, kemudian mengasingkan diri ke Senegal. Amerika Serikat, hari Senin, menyambut baik dimulainya persidangan itu.
"Pengadilan ini merupakan langkah penting menuju keadilan bagi para korban kekejaman yang dilakukan di bawah pemerintahan Habre dari tahun 1982 hingga 1990, " tandas juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby. Kirby menegaskan pula, bahwa peradilan ini “semestinya menjadi peringatan bagi para pelaku kekejaman, bahwaapapun posisi mereka, mereka akan dimintai pertanggungjawaban."