Tautan-tautan Akses

Pengadilan Terhadap Netanyahu Berlangsung, Sementara Pembicaraan Soal Koalisi Dimulai


PM Israel Benjamin Netanyahu menghadiri persidangan di mana dia dituduh melakukan korupsi, di pengadilan distrik Yerusalem, di Salah El-Din, Yerusalem Timur, Senin, 5 April 2021. (Abir Sultan / Pool image via AP)
PM Israel Benjamin Netanyahu menghadiri persidangan di mana dia dituduh melakukan korupsi, di pengadilan distrik Yerusalem, di Salah El-Din, Yerusalem Timur, Senin, 5 April 2021. (Abir Sultan / Pool image via AP)

Drama hukum dan politik Israel berbaur Senin (5/4), dengan kehadiran Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di pengadilan atas persidangan korupsi terhadap dirinya sementara presiden memulai pembicaraan tentang pembentukan pemerintahan.

Netanyahu, yang diperintahkan untuk tampil secara langsung dalam argumen pembukaan, duduk di Pengadilan Distrik Yerusalem mengenakan masker hitam sewaktu jaksa menuduhnya menyalahgunakan wewenangnya untuk memajukan kepentingan politiknya.

Netanyahu membantah melakukan kesalahan dalam kasus tersebut, di mana ia didakwa menerima hadiah yang tidak pantas dan berusaha untuk memperjualbelikan bantuan ke taipan-taipan media dengan imbalan liputan positif.

Liat Ben Ari, penggugat dalam persidangan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menjelang sidang kasus di Pengadilan Distrik di Yerusalem, 19 Juli 2020. (FOto: dok).
Liat Ben Ari, penggugat dalam persidangan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menjelang sidang kasus di Pengadilan Distrik di Yerusalem, 19 Juli 2020. (FOto: dok).

Jaksa penuntut Liat Ben-Ari mengatakan kepada hakim bahwa Netanyahu terlibat dalam "kasus korupsi pemerintah yang serius".

“Netanyahu menggunakan secara tidak sah kekuasaan besar pemerintah yang dipercayakan kepadanya, dalam urusannya dengan para eksekutif media untuk memajukan kepentingan pribadinya, termasuk ketika ia ingin dipilih kembali," katanya.

Sementara Ben-Ari memaparkan kasus kriminal pemimpin terlama Israel itu, Presiden Reuven Rivlin memulai pertemuan yang dapat menentukan nasib politik Netanyahu.

Pemilu Israel 23 Maret lalu adalah pemungutan suara keempat yang tidak meyakinkan dalam waktu kurang dari dua tahun sehingga memperpanjang krisis politik terburuk dalam sejarah negara itu.

Partai Likud yang berhaluan kanan, partainya Netanyahu, menempati posisi pertama setelah memenangkan 30 kursi di parlemen yang beranggotakan 120 orang. Tetapi peluang Netanyahu untuk membentuk koalisi pemerintahan yang stabil sangat rapuh.

Rivlin pada hari Senin memulai dua hari konsultasi dengan para pejabat partai untuk menentukan siapa yang memiliki jalur yang masuk akal menuju mayoritas 61 kursi di parlemen yang terbagi dengan sengit antara mereka yang mendukung Netanyahu dan mereka yang berkomitmen untuk mengakhiri masa jabatannya selama 12 tahun.

Presiden Israel Reuven Rivlin di Istana Elysee, Paris, Kamis, 18 Maret 2021. (Foto: Ludovic Marin/Reuters)
Presiden Israel Reuven Rivlin di Istana Elysee, Paris, Kamis, 18 Maret 2021. (Foto: Ludovic Marin/Reuters)

Sebelum pertemuan pertamanya, dengan utusan Netanyahu dari Likud, Rivlin mengatakan, ia akan berusaha untuk mencalonkan seorang kandidat yang memiliki kesempatan terbaik untuk membentuk pemerintahan yang akan memperoleh kepercayaan dari parlemen baru.

Biasanya, Rivlin memberi pemimpin yang paling banyak mendapat rekomendasi dari para anggota parlemen waktu 28 hari untuk membentuk pemerintahan. Namun lama waktu itu bisa diperpanjang 14 har atas kebijakan presiden.

Rivlin akan memilih seorang pemimpin pada hari Rabu yang ditugaskan mencoba membentuk pemerintahan.

Jika mereka gagal melakukannya, presiden kemudian akan beralih ke nama berikut dalam daftarnya.

Puluhan pengunjuk rasa anti-Netanyahu, yang menjulukinya sebagai "Menteri Kejahatan", berada di pengadilan, Senin, mengejek perdana menteri itu saat ia memasuki ruang pengadilan. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG