Organisasi Pengawas senjata kimia dunia atau OPCW mengatakan telah mengukuhkan "dengan keyakinan sepenuhnya" bahwa gas mustard digunakan dalam serangan terhadap satu kota di Suriah utara Agustus silam.
Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia hari Jumat (6/11) mengatakan gas tersebut membunuh seorang bayi dan meracuni dua orang lainnya dalam pertempuran di Marea.
Organisasi tersebut tidak mengatakan siapa yang menggunakan bahan kimia yang dilarang itu. Tetapi aktivis dan kelompok-kelompok pemberontak lain menyalahkan ISIS, yang juga berjuang untuk menggulingkan pemerintah Suriah.
Amerika menduga ISIS menggunakan gas mustard di masa lalu.
"Kita tahu, ISIS telah menyatakan niatnya menggunakan senjata kimia dan senjata teror lain," ujar juru bicara Komando Pusat Amerika Kolonel Patrick Ryder hari Jumat. "Ini adalah alasan lain kelompok tersebut harus dihentikan secepat mungkin."
Organisasi itu akan menyerahkan laporan lengkapnya kepada PBB.
Organisasi bantuan "Doctors Without Borders" juga melaporkan telah mengobati sedikitnya empat orang yang rumahnya jelas terkena ledakan senjata kimia bulan Agustus lalu di Irak utara.
Gas mustard pertama kali digunakan dalam Perang Dunia I dan sejak itu telah dilarang. Gas itu adalah racun sangat ganas yang membakar mata, kulit, paru-paru, dan organ lain. [ka]